Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahasiswa Sultra: Mengapa Brimob Jadi Penjaga Tambang?

Kompas.com - 16/12/2013, 16:48 WIB
Kontributor Kendari, Kiki Andi Pati

Penulis


KENDARI, KOMPAS.com - Sedikitnya 50 orang mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Masyarakat Sipil Sultra Menggugat (AMS), Senin (16/12/2013) mendesak Kapolda setempat untuk segera menarik personel Brimob dari lokasi pertambangan.

Desakan itu disampaikan mahasiswa menyusul peristiwa penembakan terhadap seorang warga di lokasi tambang PT Pertambangan Bumi Indonesia (PBI) di Kecamatan Langgikima, Kabupaten Konawe Utara pada Sabtu (7/12/2013) lalu.

“Kapolda harus tarik anggota Brimob dari lahan tambang, setelah terjadinya penembakan warga di lahan PT PBI, menunjukkan bahwa adanya indikasi penyuapan yang dilakukan perusahaan kepada aparat Brimob Sultra. Yang menjadi pertanyaan adalah mengapa aparat Brimob selalu menjadi penjaga di wilayah tambang,” teriak koordinator AMS, Suparman dalam orasinya di eks gedung MTQ Kendari.

Menurutnya, terus berulangnya kasus penembakan warga di beberapa lahan tambang karena konflik agraria, merupakan preseden buruk bagi aparat kepolisian. Apalagi, korban penembakan adalah warga yang menuntut hak-haknya atas lahan yang selama ini diklaim oleh perusahaan.

“Mengapa perusahaan harus takut ketika sudah memiliki legalitas secara hukum atas izin usahanya, yang menjadi catatan penting buat aparat keamanan bahwa keberadaan Brimob di negeri ini adalah sebagai pelindung dan pengayom masyarakat,” tegasnya.

Dikatakan Suparman, perlu diingat gaji aparat kepolisian dibayar melalui APBN yang dipungut melalui pajak rakyat Indonesia. “Usut tuntas oknum Brimob yang telah melakukan penermbakan terhadap warga, lalu copot dari kesatuannya. Usut kasus korupsi sumber daya alam yang terjadi d Sultra,” desaknya.

Sebelumnya di tempat terpisah, Kapolda Sultra Brigjen Pol Arkian Lubis menyatakan, pihaknya akan melakukan evaluasi terhadap keberadaan anggota Brimob di lahan tambang. “Kita evaluasi penempatan Brimob. Ada kemungkinan anggota Sabhara Polsek yang ditempatkan,” kata Arkian Lubis, akhir pekan lalu.

Pihaknya tak mau kecolongan lagi dan akan lebih selektif dalam menempatkan anggotanya. Pihaknya juga akan memberikan pencerahan kepada anggotanya sebelum penempatan untuk mengurangi efek benturan dengan warga.

“Sekarang juga bertepatan dengan Pemilu. Tentunya anggota Brimob juga akan bertugas untuk pengamanan,” pungka Arkian.

Sebelumnya, aksi kekerasan yang dilakukan aparat terjadi lagi. Seorang oknum anggota Brigade Mobil (Brimob) berinisial IR, menembak Nasruddin (22), seorang warga Desa Sari Mukti, Kecamatan Langgikima, Kabupaten Konawe Utara, Sulawesi Tenggara, Sabtu (7/12/2013) lalu. Timah panas dari senjata api sang Brimob menembus paha Nasruddin hingga korban tersungkur bersimbah darah di lokasi kejadian di ruas jalan dekat perusahaan tambang Konawe Utara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com