Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jaksa Usut Biaya Nikah, Warga Demo

Kompas.com - 16/12/2013, 12:40 WIB
Kontributor Kediri, M Agus Fauzul Hakim

Penulis

KEDIRI, KOMPAS.com — Sekelompok warga berunjuk rasa di halaman Kantor Kejaksaan Negeri Kota Kediri, Jawa Timur, menyusul adanya pengusutan kasus biaya nikah yang dilakukan kejaksaan setempat, Senin (16/12/2013).

Massa menganggap langkah kejaksaan itu telah menyebabkan para petugas pernikahan memberlakukan pelayanan nikah sesuai jam kerja. Hal ini berdampak pada sulitnya masyarakat menikah di waktu tertentu.

Imam, salah satu pengunjuk rasa, mengatakan, memilih hari yang baik adalah kebiasaan atau adat istiadat dalam masyarakat sehingga akan menjadi sulit jika hari pernikahan yang diinginkan jatuh pada hari di luar hari pelayanan.

"Penghulu takut datang karena khawatir dianggap ada gratifikasi," kata Imam.

Selain itu, Imam menambahkan, pemberian uang kepada petugas pernikahan merupakan hal biasa bagi masyarakat. "Orang Jawa kalau mau menikahkan anaknya ikhlas untuk memberi walaupun 200 atau 400," kata Imam.

Kepala Seksi Pidana Khusus Kejaksaan Negeri Kota Kediri, Sundaya, menyatakan adanya kesalahpahaman dari masyarakat tentang kasus ini.

Menurut dia, latar belakang pengusutan bukan karena kebiasaan memberi uang sebagaimana yang dimaksudkan pengunjuk rasa, melainkan adanya perbuatan melawan hukum.

"Perlu kita tegaskan, fokus kita adalah pada penetapan biaya nikah yang dilakukan oleh tersangka," kata Sundaya ditemui sesaat setelah aksi berlangsung.

Sundaya menjelaskan, tersangka Romli telah menetapkan biaya nikah sebesar Rp 225.000 untuk biaya nikah di luar kantor dan Rp 175.000 untuk biaya nikah di kantor.

Penetapan biaya nikah itu, lanjut Sundaya, merupakan bentuk perbuatan melawan hukum. "Berdasarkan PP 47 Tahun 2004, biaya nikah telah ditetapkan sebesar Rp 30.000. Itu yang kita proses," kata Sundaya.

Sebelumnya, kejaksaan telah menetapkan Romli, Kepala Kantor Urusan Agama Kecamatan Kota Kediri, sebagai tersangka dalam pengusutan ini. Kasusnya saat ini sudah berjalan pada fase persidangan di Pengadilan Tipikor Surabaya.

Buntut penyelidikan ini, para penghulu membatasi waktu pelayanan pernikahan pada jam kerja Senin-Jumat karena khawatir turut terseret kasus itu. Sikap para penghulu itu kemudian terjadi secara masif di tingkat Provinsi Jawa Timur.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com