"Aktivitas seperti hembusan sudah biasa terjadi, namanya juga gunung aktif. Namun, memang belakangan tenaga hembusanya lebih kuat," tutur juru kunci Gunung Merapi Mas Asih Surakso Hargo, Minggu (15/12/2013).
Mas Asih, panggilan akrab Mas Asih Surakso Hargo, menuturkan, dulu, sebelum erupsi 2010, seperti ada yang masih menahan (menutup kawah) jadi tekanan hembusan tidak begitu kuat. Namun sekarang, tekanan dari dalam tampak langsung keluar tanpa hambatan.
"Seperti tidak ada yang menahan, jadi hembusanya terlihat tinggi," ucapnya.
Menurutnya, masyarakat lereng Merapi, khususnya di Kinahrejo, sudah biasa dengan aktivitas berupa hembusan abu. Masyarakat tidak panik ataupun takut dengan aktivitas yang akhir-akhir ini terjadi karena masih normal. Mereka hafal dan memahami karakternya.
Gunung Merapi dan segala geliatnya, bagi masyarakat setempat, sudah menjadi bagian dari hidup sehari-hari. "Kenapa harus panik dan takut? Kehidupan di sini sejak dari dulu sudah bersinergi dengan alam. Mereka (masyarakat lereng Merapi) kenal akan karakter Gunung Merapi," ujarnya.
Namun demikian, Mas Asih yakin jika sewaktu-waktu aktivitas Merapi meningkat dan dinas terkait menyarankan untuk mengungsi, masyarakat yang saat ini masih tinggal di wilayah Kawasan Rawan Bencana (KRB) akan turun.
"Kalau sudah ada imbuan dan aktivitas memang membahayakan, masyarakat tentu akan menjauh dari sumber bahaya," ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.