Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Negeri Damai Sentosa dalam Baluran Perupa Bengkulu

Kompas.com - 07/12/2013, 19:23 WIB
Kontributor Bengkulu, Firmansyah

Penulis

BENGKULU, KOMPAS.com - "Negeri Damai Sentosa" dalam baluran perupa Bengkulu adalah sebuah karya tiga judul lukisan berseri yang dipamerkan dalam sebuah pameran tunggal pelukis bernama Topan Ajo, di Kedai Proses, Taman Budaya, Provinsi Bengkulu, Sabtu (7/12/2013).

Dalam pameran tunggal tersebut setidaknya terdapat sembilan lukisan yang di pajang di sebuah ruangan sederhana di samping Taman Budaya, Bengkulu. Tiga lukisan berjudul "Negeri Damai Sentosa satu hingga tiga,"Tumbuh Pada Jembatan, Frantic, Panic Disorder, Kecil tapi Api, Accute dan Hey.

Dari kesembilan lukisan tersebut, lukisan berjudul Negeri Damai satu dan dua, merupakan lukisan berukuran besar dibanding tujuh lukisan lain. Mayoritas lukisan berwarna hitam, hanya satu berwarna kemerahan dengan warna tegas bola api yang memberi aksen.

Topik Ajo mengaku, Negeri Damai Sentosa Satu, membawa pesan kondisi kekinian bangsa Indonesia. Lukisan berukuran besar tersebut lebih condong pada aliran realisme sosial, paduan cat pada kanvas berwarna hitam dan putih, menggambarkan alam yang subur tetapi ada gunung yang hendak meletus sebagai latar belakang.

Sementara itu, satu sosok pria angkuh tampak berendam di sebuah bathtub mewah dengan cerutu mengepul dari kedua jari. Tak jauh dari sosok itu tampak sosok berpakaian tentara dengan pangkat bintang dua menggenggam sebuah kitab.

"Lukisan ini menggambarkan kondisi pemerintah saat ini, para penguasa bersenang-senang tetapi tak peduli pada anacaman letusan gunung berapi yang siap menghancurkan semuanya, sementara itu seorang ajudan berpangkat bintang dua memeluk sebuah kitab, itu adalah kitab panduan menyelesaikan masalah, lalu setelah masalah selesai, penguasa yang mandi tadi akan berganti baju lalu berpidato pada rakyat bahwa dialah yang mampu menyelesaikan persoalan tersebut," papar Topan.

Lukisan pertama menggambarkan sosok pahlawan kesiangan, dan selalu mengutamakan pencitraan dalam setiap gerak-geriknya.

Topik lalu mengajak pindah pada lukisan kedua berjudul "Negeri Damai Sentosa Dua" dalam lukisan tersebut pelukis ingin menyampaikan pesan bahwa Indonesia adalah negeri yang subur dan makmur layaknya pecahan surga tetapi sayang manusia tak begitu pandai mensyukurinya.

"Kita lebih mudah terprovokasi pada hal-hal yang tidak penting sehingga memicu kerusuhan dari sabang sampai merauke akibatnya kondisi masyarakat kacau," beber Topik.

Di lukisan itu pula terdapat dua orang pria dengan senyum lebar menggunakan jas, berdasi namun tak memakai celana. "Inilah gambaran penguasa kita seronok tetapi selalu menebar senyum di media," tambah Topik.

Lalu "Negeri damai Sentosa Tiga" berbeda dengan dua lukisan sebelumnya yang dominan pada warna hitam dan putih, pada lukisan ini justru lebih banyak didominasi oleh warna merah, kuning dan putih.

Pada lukisan tersebut perupa memberikan pesan bahwa suasana menjadi semakin tak menentu lemparan bola api tampak berseliweran di lukisan itu, ada satu yang menarik, sesosok tubuh menggenggam bunga lotus lambang kesempurnaan tanpa kepala.

"Manusia ini berusaha memisahkan antara hati dan fikiran, di tengah keruwetan masalah namun tetap saja kebimbangan yang dia rasakan," jelas Topik.

Karya Topik secara keseluruhan menggambarkan hasil petualangan pengalaman, refleksi dan kontemplasi perupa sebagai anak bangsa yang turut prihatin atas hilangnya sensitif sosial, keserakahan, pencitraan dan ketidak-berdayaan rakyat. Hal itu merupakan pesan humanis sekaligus tragis dalam perjalanan sebuah negeri yang dikatakan damai sentosa.

Topik Ajo merupakan salah satu perupa Bengkulu yang banyak berkiprah dalam dunia perupa, ia pernah menggelar pameran tunggal pada 2007 berjudul Remedy of Anxious di Gedung YKP, Bandung.

Selain itu puluhan pameran lukisan bersama pernah ia ikuti bersama para perupa lain di antaranya Meta Amuk, Galeri Nasional, Jakarta pada 2013, Pameran Lukisan Mimbar Peramu'an, Balai Teater Andung, Bengkulu, dan beberapa kegiatan lainnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com