Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Pindul Temukan Gua Baru di Gunung Kidul

Kompas.com - 06/12/2013, 14:20 WIB
GUNUNG KIDUL, KOMPAS.com — Warga yang tinggal di sekitar kompleks wisata Gua Pindul, Kamis (5/12/2013) siang, digegerkan dengan penemuan gua baru di lokasi pembuatan lahan parkir milik Paijan (54), warga Dusun Gelaran 1, Bejiharjo.

Gua yang belum diberi nama ini ditemukan saat operator backhoe, Murdiyono sedang bekerja di bukit kapur yang berada di samping sekretariat Pokdarwis Dewa Bejo.

Saat alat berat itu diarahkan ke tebing di sisi barat, tiba-tiba terdengar suara bergema dari dalam bukit. Setelah bongkahan batu besar di sisi barat dihancurkan, tiba-tiba terlihat sebuah lorong yang dipenuhi dengan tumpukan tanah.

Murdiyono yang kaget melihat adanya lorong kemudian langsung memberi tahu pemilik lahan dan warga sekitar.

"Saya mendengar suara berbeda saat batu di bagian barat saya kepras pakai breaker. Saya matikan mesin backhoe, dan turun untuk melihatnya. Ternyata ada gua yang lorongnya tertutup tanah," katanya saat ditemui di lokasi penemuan.

Kabar penemuan gua ini dengan cepat menyebar ke warga sekitar. Ratusan warga langsung berdatangan ke lokasi untuk melihat gua yang baru saja ditemukan. Beberapa pemandu Gua Pindul yang ikut penasaran akhirnya masuk ke dalam gua.

Namun hanya belasan meter, warga yang masuk ke dalam gua memilih untuk keluar lagi karena gua mengeluarkan gas yang membuat sesak napas.

Salah seorang warga yang sempat masuk ke dalam gua, Anas, mengatakan bahwa gua belum bisa disusuri lebih dalam karena masih mengeluarkan gas. Panjang gua diperkirakan mencapai puluhan meter dan bercabang dua arah.

Di dasar gua juga banyak batu berukuran besar yang berjajar. Sementara itu, di tengah-tengah terdapat batu besar yang oleh warga disebut sebagai batu geneng.

Lorong yang ada di dalam gua, yang berjarak sekitar 50 meter dari mulut gua, berukuran cukup besar. Luasnya seukuran lapangan badminton. Namun karena masih mengeluarkan gas, ujung gua belum bisa diketahui.

"Di dalam sangat luas. Ada beberapa batu besar di dasar gua, stalaktit dan stalakmitnya masih hidup," katanya.

Pemilih lahan yang menjadi lokasi penemuan gua, Paijan, mengungkapkan bahwa sejak tinggal di rumah yang saat ini ditempatinya, dia tidak pernah mengetahui keberadaan atau cerita tentang gua yang baru ditemukan.

"Saya tinggal di sini sejak tahun 1976, tidak pernah mengetahui sama sekali. Kemarin memang sudah ada tanda-tanda karena ada suara bergema. Tanah dari atas batu juga masuk ke bawah," ucapnya.

Sebelum gua ditemukan, Paijan sudah menemukan batu berbentuk seperti tulang. Diduga, batu tersebut merupakan fosil hewan purba yang sudah berusia ratusan tahun. Batu yang diduga fosil tersebut ditemukan berserakan di lokasi bekas bongkaran batu yang ada di samping rumah Paijan.

"Kemarin batunya berserakan. Bisa ditemukan karena bongkarnya pakai cara manual. Yang ukurannya cukup besar hanya dua ini. Yang lainnya kecil-kecil," ucapnya.

Batu yang diduga sebagai fosil tulang binatang purba itu kemudian diserahkan kepada Dinas Kebudayaan dan Kepariwisataan Gunung Kidul untuk diteliti. Sementara itu, pekerjaan pembuatan lokasi parkir tetap diteruskan hingga selesai. Adapun gua yang ditemukan baru akan dibersihkan setelah pekerjaan pembuatan lahan parkir selesai. Untuk sementara waktu, mulut gua diberi garis polisi.

Kepala Bidang Pengembangan Produk Wisata Dinas Kebudayaan dan Kepariwisataan Gunung Kidul Hari Sukmono mengungkapkan, setelah pembuatan tempat parkir selesai, dinas akan melakukan penelitian terhadap gua yang baru saja ditemukan. Nantinya akan dilihat apakah gua layak untuk dijadikan sebagai tempat wisata atau tidak.

"Kalau bisa dijadikan sebagai tempat wisata, akan dijadikan salah satu destinasi baru di kawasan Pindul," ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com