Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tolak WTO, Mahasiswa Blokade Jalan Masuk ke Pelabuhan

Kompas.com - 03/12/2013, 15:22 WIB
Kontributor Banyuwangi, Ira Rachmawati

Penulis


BANYUWANGI, KOMPAS.com - Sekitar 70 mahasiswa yang tergabung dalam Forum Cipayung yang terdiri dari tiga organisasi mahasiswa yaitu Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) dan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Banyuwangi berunjuk rasa menolak penyelenggaraan forum Organisasi Perdagangan Dunia (WTO), Selasa (3/12/203). Forum konferensi tingkat menteri ini diselenggarakan di Nusa Dua Bali pada 3 hingga 6 Desember 2013.

Awalnya, aksi tersebut akan digelar di pelabuhan ASDP Ketapang Banyuwangi sebagai pintu masuk ke Pulau Bali. Namun aksi tersebut gagal. Puluhan mahasiswa dicegat oleh petugas polisi di Jembatan Ketapang yang jaraknya sekitar 300 meter menuju pelabuhan Ketapang. Akhirnya mereka melakukan orasi di tengah Jalan Gatot Subroto dan menutup jalur utama menuju Pelabuhan Ketapang dari arah selatan dengan memarkir kendaraan roda dua mereka di tengah jalan.

Dalam orasinya, mereka menuntut pembubaran segala bentuk kerja sama WTO. "Hentikan juga liberalisasi pertanian," teriak Sofyan, salah satu orator aksi tersebut.

Mereka juga membawa beberapa sayuran segar dan menyebarkan di depan pasukan polisi yang mengamankan aksi tersebut. Mereka menganggap WTO akan semakin memicu hancurnya pertanian dan industri nasional.

"Akan ada dorongan penghapusan subsidi pertanian dan subsidi domestik lainnya serta menuntut ditegakkannya paten dalam pertanian dan industri. Semuanya pada akhirnya akan mempermudah bisnis perusahaan multinasional dan merugikan kepentingan rakyat Indonesia," jelas Romi Syahroni, koordinator lapangan aksi kepada Kompas.com, Selasa (03/11/2013).

Sambil berorasi, puluhan mahasiswa juga membentangkan beberapa poster penolakan kegiatan WTO. Lembaga WTO dituding sebagai awal liberalisasi perdagangan dunia yang akan menindas rakyat. Selain itu, WTO merupakan skema dagang Amerika yang mengeksploitasi alam, menyengsarakan buruh, petani dan kaum terpinggirkan lainnya.

Setelah selesai melakukan orasi di tengah jalan, mereka kembali meminta pada pihak kepolisian untuk mengizinkan berorasi di pelabuhan Ketapang, Banyuwangi. Namun, permintaan mereka ditolak.

Kepala Bagian Operasional (Kabag Ops) Polres Banyuwangi, Kompol Sujarwo yang menemui para pendemo menjelaskan, mahasiwa tidak dizinkan masuk ke areal pelabuhan dengan alasan pelabuhan Ketapang adalah salah satu objek vital.

"Kami mohon kawan-kawan mahasiswa untuk bisa bekerja sama dan mengerti," kata Kompol Sujarwo di depan puluhan mahasiswa.

Namun alasan tersebut tidak diterima sehingga sempat terjadi adu dorong antara mahasiswa dan aparat kepolisian. Mahasiswa akhirnya membubarkan diri setelah satu jam memblokade jalan utama.

Sementara itu, arus kendaraan dari dan menuju Ketapang dialihkan lewat jalur alternatif Lingkar Ketapang. "Agar tidak terjadi kemacetan panjang dan menggangu arus lalu lintas, jadi kendaraan kami alihkan lewat jalur lingkar dan tidak melewati depan pelabuhan ASDP," ungkap Wakil Kepala Kepolisian Resor Banyuwangi, Kompol Agus Widodo kepada Kompas.com, Selasa (3/12/2013).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com