Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wakil Ketua IDI Sulut: Tiga Hari Dokter Mogok, Negara Ini Lumpuh

Kompas.com - 26/11/2013, 21:48 WIB
Kontributor Manado, Ronny Adolof Buol

Penulis


MANADO, KOMPAS.com — Wakil Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Wilayah Sulut, Taufiq Pasiak, memastikan bahwa pada Rabu (27/11/2013) besok semua dokter kandungan di Kota Manado akan mogok kerja.

"Poliklinik akan tetap buka, tetapi dokter tidak akan masuk," tegas Pasiak kepada Kompas.com, Selasa (26/11/2013) sore tadi.

Pasiak bahkan menegaskan bahwa jika selama tiga hari seluruh dokter di Indonesia melakukan aksi mogok tidak melayani pasien, itu bisa melumpuhkan negara. "Dokter itu sangat penting, seperti polisi yang harus setiap saat sigap dan bekerja. Jadi jika kita selama tiga hari mogok, negara ini bisa lumpuh," ujar Pasiak.

Jika dua pekan lalu ratusan dokter di Kota Manado dan beberapa kota lainnya melakukan aksi turun ke jalan karena ditangkapnya dokter Ayu, Pasiak memastikan, kali ini para dokter tidak akan turun lagi ke jalan.

"Kan kita sudah turun, besok tidak akan turun, tapi aksi mogok. Tidak ada dokter yang akan praktik," beber Pasiak.

Pasiak juga tidak bisa memastikan berapa lama para dokter tersebut akan melakukan aksi mogok. Menurut dia, itu hak para dokter yang mogok sebagai bentuk keprihatinan atas ditahannya dua sejawat mereka di Rumah Tahanan (Rutan) Malendeng Manado.

Seperti diberitakan, dokter Ayu dan dokter Hendry Simanjuntak dijemput Tim Kejaksaan Negeri (Kejari) Manado dari tempat mereka masing-masing. Kedua dokter tersebut bersama dokter Hendy Siagian yang kini masih dicari divonis bersalah oleh Mahkamah Agung (MA) karena kelalaian ketika menangani pasien sehingga menyebabkan nyawa pasien hilang pada 2010.

Pada persidangan di Pengadilan Negeri Manado, ketiga dokter divonis bebas. Namun, MA mengabulkan kasasi jaksa dengan menvonis ketiganya 10 bulan penjara. Saat hendak dieksekusi pada 2012, ketiga dokter tidak diketahui keberadaannya. Hampir setahun masuk dalam daftar pencarian orang, kini dua dokter tersebut ditangkap.

Warga menyayangkan

Sementara itu, beberapa warga yang ditemui Kompas.com menyayangkan rencana aksi mogok para dokter tersebut. Menurut Hermondo, tidak ada istilah libur bagi orang sakit, demikian juga dengan dokter.

"Dokter itu kan pekerjaan mulia, kalau sudah begini, sudah tidak lagi mencerminkan kemuliaan dari profesi mereka," ujar Hermondo, warga Likupang.

Sementara salah satu pengacara di Manado, Sofyan Jimmy Yosadi, menganggap aksi yang dilakukan oleh para dokter tersebut merupakan aksi yang terlambat.

"Semestinya aksi seperti itu dilakukan sewaktu proses hukum terhadap ketiganya sementara berlangsung. Yang terjadi sekarang justru bisa menimbulkan sikap kurang simpati dari masyarakat. Dokter seperti profesi lainnya juga bisa salah. Jadi, marilah kita hormati proses hukum," ujar Jimmy.

Menurut dia, jika MA mengabulkan permintaan para dokter untuk mengubah status tahanan ketiga terpidana itu, justru hal itu akan menimbulkan polemik yang berkepanjangan. "Saya khawatir semua profesi dan semua terpidana akan mengajukan hal yang sama," tegas Jimmy.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com