Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Modus Operandi 2 Perampok yang Tewas di Bengkulu

Kompas.com - 26/11/2013, 17:29 WIB
Kontributor Bengkulu, Firmansyah

Penulis

BENGKULU, KOMPAS.com — Wn (30) dan AS (28), perampok yang tewas dan menjadi pemicu kerusuhan di Bengkulu, kerap melancarkan aksinya dengan memecahkan kaca dan menggembosi ban mobil calon korbannya.

"Dalam menggelar aksinya, Wn dan AS memecahkan kaca mobil korbannya. Kalau orangnya tidak ada, maka dia akan ambil barang berharga di dalam mobil. Namun, kalau targetnya ada, biasanya mereka mengempiskan ban mobil, lalu berpura-pura hendak menolong," kata Kabag Ops Polres Bengkulu AKP Mada Ramadita, Selasa (26/11/2013).

Dalam beberapa data yang dikumpulkan, setiap beroperasi, kedua pelaku membawa paku yang dipergunakan untuk mengempiskan ban mobil. Biasanya, pelaku telah mengikuti korbannya sejak awal masuk mobil.

Menurut Mada, aksi Wn dan AS harus terhenti pada Kamis (21/11/2013) saat ia mengintai target korban di Bank BCA. Ia tertangkap tangan merampok, lalu dihajar massa. Setelah itu, kedua tersangka ini dibawa ke Polres Bengkulu. Di Polres Bengkulu, karena kondisi babak belur dihajar massa, kedua perampok itu dirawat di Rumah Sakit Bhayangkara. Namun, tiga hari dirawat, Wn meninggal dunia, lalu disusul AS yang meninggal pada Senin malam (25/11/2013).

Peristiwa ini menyulut kemarahan warga tempat asal kedua perampok itu tinggal, yakni di Kecamatan Binduriang, Kabupaten Rejang Lebong. Puncak kemarahan itu mengakibatkan ratusan warga dari Desa Taba Padang, Simpang Beliti, Kepala Curup, Cahaya Negeri Tanjung Aur, Belitar, dan Pelalo di Kecamatan Binduriang, Kabupaten Rejang Lebong, membakar satu pos polisi dan memblokade jalan selama sembilan jam dari pukul 06.00 WIB hingga 4.00 WIB.

Hingga berita ini diturunkan, blokade jalan telah dibuka oleh tentara setelah adanya negosiasi yang difasilitasi TNI. Rencananya, Rabu (27/11/2013), akan dilangsungkan pertemuan antara warga dan pemerintah yang difasilitasi Danrem.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com