Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pulang Mengajar, Pak Guru Ini Mengamen

Kompas.com - 26/11/2013, 16:01 WIB

PEKANBARU, KOMPAS.com — Demi mencukupi kebutuhan sehari-hari, seorang guru di Pekanbaru mencari tambahan pendapatan dengan mengamen. Pekerjaan sampingan itu dilakukannya setelah mengajar.

Hendra Hadiningrat (34) adalah guru olahraga di SMAN 9 Pekanbaru, Riau. "Biasanya selesai ngajar sekitar jam setengah enam sore. Setelah itu, saya langsung ngamen," ungkap Hendra ketika disambangi Tribun di rumahnya, Senin (25/11/2013).

Ada beberapa tempat yang disambangi Hendra untuk mengamen. Namun, dia paling sering mengamen di warung pempek Buyung di Jalan Sisingamangaraja.

Saat mengamen, terkadang Hendra bertemu dengan siswa yang ia ajar di sekolah. "Biasanya kalau ketemu siswa mereka senyum dan menyalami saya. Ada juga yang ikut menyanyi. Sementara, kalau jumpa dengan sesama guru, biasanya senyum-senyum saja," papar pria kelahiran 29 April 1980 ini.

Meski bertemu dengan orang yang ia kenal, Hendra tak pernah merasa malu. Bahkan, ia mengaku sudah banyak siswa-siswanya yang tahu profesinya sebagai pengamen. Dia berpendapat, tidak perlu malu ketahuan mengamen karena pekerjaan itu halal dan dia tidak merampas hak orang lain.

Hendra menjelaskan, mengamen tetap ia lakukan karena untuk menghidupi dua anak tentu membutuhkan biaya. Sementara sebagai guru bantu provinsi gajinya tidak menentu.

Menurut Hendra, terkadang gajinya terlambat dua hingga tiga bulan. Itu pun jumlahnya masih di bawah upah minimum kota (UMK). Alhasil, begitu menerima gaji, biasanya langsung habis untuk membayar berbagai keperluan.

Terancam "drop out"

Menurut dia, mengamen sangat membantunya. Sebab, kalau dihitung-hitung, penghasilan dari mengamen biasanya lebih banyak dibanding gaji guru bantu. Itulah sebabnya, ketika ditanya apakah ingin berhenti mengamen, Hendra menggeleng. Ia justru mengaku bangga menjadi seorang pengamen.

Bahkan, ketika ditanya oleh orang lain, Hendra tak canggung mengakui dirinya seorang pengamen. Ia menilai, mengamen sama membanggakan seperti seorang guru. Keengganan Hendra berhenti mengamen juga disebabkan dirinya tak mau meninggalkan suasana kompak dengan pengamen lain.

Hal lain yang membuat dia enggan berhenti mengamen adalah karena Hendra saat ini sedang menempuh pendidikan S-2 di bidang Manajemen Pendidikan Olahraga di Universitas Negeri Padang-Universitas Riau. Alumnus dari jurusan Pendidikan Olahraga Universitas Islam Riau ini mulai kuliah S-2 sejak tahun 2009 lalu.

Namun, saat ini Hendra terancam drop out dari kuliahnya karena masalah biaya. Untuk lulus, dia butuh anggaran sebesar Rp 26 juta karena harus menebus pembayaran SPP sejak 2011. Itu pun belum termasuk biaya ujian dan buku-buku. "Pendapatan saya dari mengamen dan menjadi guru bantu tidak bisa memenuhi kewajiban itu," tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com