Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Malapraktik, Satu Dokter Masih Diburu Kejari Manado

Kompas.com - 26/11/2013, 11:12 WIB
Kontributor Manado, Ronny Adolof Buol

Penulis

MANADO, KOMPAS.com — Pascapenangkapan dokter Hendry Simanjuntak, satu dari tiga dokter yang dipidana 10 bulan penjara karena kasus malapraktik, kini pihak Kejaksaan Negeri (Kejari) Manado masih mencari keberadaan dokter Hendry Siagian.

Dua dokter tersebut bersama dokter Dewa Ayu Sasiary Prawani masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) setelah menghilang ketika akan dieksekusi atas putusan Mahkamah Agung (MA) pada tahun 2012.

Dokter Ayu dan dokter Hendry kini sudah ditahan di Rumah Tahanan (Rutan) Malendeng Manado. Dokter Ayu ditahan sejak tiga pekan lalu, sementara dokter Hendry ditahan sejak Senin (25/11/2013) pagi, setelah sebelumnya dijemput oleh tim Kejari Manado di rumahnya, di Desa Sitanggang, Kecamatan Siborong-borong, Sumatera Utara.

Kepala Kejaksaan Tinggi (Kejati) Sulut Djungker Sianturi menyarankan agar dokter Hendry segera menyerahkan diri.

Di pihak lain, tersiar kabar bahwa semua dokter di Indonesia akan melakukan demo secara besar-besaran pada Rabu (27/11/2013). Demo tersebut sebagai bentuk keprihatinan atas penahanan rekan sejawat mereka.

Sebelumnya pada dua pekan lalu, ratusan dokter di Manado yang dikoordinasi oleh Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Sulut dan Persatuan Dokter Ahli Kandungan (POGI) melakukan aksi turun ke jalan, bahkan mendatangi Rutan Malendeng sebagai bentuk dukungan moral terhadap dokter Ayu.

Ketua IDI Sulut Jimmy Waleleng menjelaskan, aksi itu bukan merupakan demo, melainkan murni bentuk keprihatinan atas apa yang menimpa rekan mereka. IDI Sulut bersama Pengurus Besar IDI juga sudah mengambil beberapa langkah penting terkait masalah tersebut.

Mereka melakukan dengar pendapat dengan Komisi IX Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) yang menangani bidang kesehatan dan tenaga kerja. Dari dengar pendapat itu, Komisi IX berencana akan ke Manado untuk mencari tahu duduk perkara yang sebenarnya.

Berdasarkan pantauan Kompas.com di Rutan Malendeng kemarin, dokter Hendry dibawa masuk sekitar pukul 07.00 pagi. Saat masuk, Hendry hanya menggunakan pakaian di badannya. Kabarnya, ketika dijemput di Medan, istrinya dalam keadaan hamil, sementara ibunya sedang dalam perawatan di rumah sakit di Jakarta karena menderita kanker.

Ketika berada di dalam Ruang Registrasi Rutan Malendeng, dokter Hendry terlihat lesu. Beberapa sejawat dokter menemaninya menyelesaikan proses administrasi di Rutan sebelum dimasukkan ke dalam ruang tahanan.

Kepala Rutan Malendeng Yulius Paath menjelaskan, baik dokter Ayu maupun dokter Hendry sudah menandatangani surat pernyataan tidak ingin diwawancarai wartawan. Ketiga dokter tersebut divonis bersalah oleh MA atas kasus malapraktik pada 2010 yang mengakibatkan pasien yang mereka tangani, Julia Fransiska Makatey, meninggal dunia.

Ketiga dokter dianggap lalai saat melakukan operasi terhadap pasien. Anak korban selamat dan kini hidup bersama neneknya. Sebelum sampai di tingkat kasasi, Pengadilan Negeri Manado membebaskan ketiga dokter. Jaksa yang tidak puas atas vonis itu lalu mengajukan kasasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com