Sejak Senin pagi, ribuan warga mulai berdatangan memenuhi pinggiran sungai Ulo. Dalam tradisi ini, seluruh warga desa harus diceburkan ke sungai, tanpa mengenal usia dan jenis kelamin. Umumnya, warga yang tak mau diceburkan, akan digotong oleh warga lainnya dengan penuh rasa kegembiraan.
Tradisi yang secara turun temurun ini dimulai sejak ratusan tahun yang lalu pada saat desa itu diperintah oleh sebuah kerajaan. Saat itu, desa tersebut mengalami kemarau panjang yang membuat penduduk kelaparan.
Akhirnya raja setempat memanggil seluruh warga untuk berdoa di sungai dan tak lama kemudian turunlah hujan yang disambut kegembiraan. Warga pun saat itu saling cebur ke sungai sebagai ungkapan rasa syukur dengan penuh kebahagiaan.
"Dan mulai saat itu, warga peringati momentum tersebut setiap tahun dan itu dilaksanakan harus hari Senin," jelas Andi Kusayyeng, kepala desa setempat.
Cemme Passili atau mandi suci, selain sebagai penghormatan kepada leluhur, juga dijadikan ajang silaturrahmi antarwarga.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.