Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korban Banjir di Mamuju Tengah Terserang Diare

Kompas.com - 25/11/2013, 18:58 WIB
Kontributor Polewali, Junaedi

Penulis


MAMUJU TENGAH, KOMPAS.com - Enam hari pasca-banjir bandang yang memporak-porandakan sejumlah desa di tiga kecamatan di Kabupaten Mamuju Tengah (Mateng), Sulawesi Barat, kondisi korban banjir masih memprihatinkan.

Para korban yang masih kekurangan persediaan air bersih dan makanan, mulai dihadapkan dengan masalah baru. Sejumlah warga kini mulai terserang penyakit seperti diare, gatal-gatal dan influensa. Sejumlah desa paling parah terkena banjir hingga menewaskan lima warga, sebagian masih menumpang di tenda darurat dan rumah penduduk yang selamat.

Beberapa daerah yang penduduknya rawan terserang wabah penyakit adalah Desa Lara, Desa Salubiro, dan Desa Tasokko, Kecamatan Karossa. Kemudian Desa Tobadak I dan Tobadak II, Kecamatan Tobadak, serta Desa Tabolang dan Desa Salulebbo di Kecamatan Topoyo.

Hingga kini, sumur-sumur warga yang tertimbun lumpur dan kotoran sampah saat banjir bandang menyapu tiga kecamatan di wilayah ini. Sebagain belum bisa dimanfaatkan warga untuk mendapatkan sumber kebutuhan air bersih. Pasalnya sumur-sumur ini harus digali kembali agar mata air yang tertimbun lumpur, bisa dimanfaatkan kembali.

Meski suplai makanan seperti beras dan makana instan sudah mulai dinikmati korban banjir, namun fasilitas air bersih untuk kebutuhan memasak, mencuci dan mandi hingga kini masih jadi kendala utama korban banjir.

“Warga risau. Beragam penyakit berpotensi menjangkiti warga yang sebagian besar masih hidup dalam kondisi memperihatinkan. Semua sumber air bersih dari sumur warga saat ini tidak ada yang dapat dimanfaatkan lagi, karena tertimbun lumpur,” jelas Lela, warga Desa Salubiro, Kecamatan Karossa.

Pasca-banjir bandang, warga korban banjir hanya mengandalkan bantuan air bersih dari tim penanganan bencana. Namun jumlahnya sangat terbatas dibanding kebutuhan warga.

Bupati Mamuju Tengah (Mateng), Junda Maulana mengakui pemerintah dan tim SAR gabungan, masih kesulitan mendistribusikan air bersih. Sebab, tidak ada sarana mobil tangki air.

Untuk mengantisipasi mewabahnya penyakit menular, tim tanggap darurat bersama TNI dan Polri di Mamuju Utara bekerja sama dengan tenaga medis di Kabupaten Mateng untuk menanganinya. “Kita akan mengerahkan tenaga medis yang ada, termasuk aparat TNI-Polri dan instansi lain untuk menangani wabah penyakit yang mulai menyerang warga,” jelas Juanda.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com