Kondisi ini membuat aktivitas warga di pelabuhan terganggu. Sebab rute yang dilewati mobil pengangkut batu bara itu satu jalur dengan jalan para penumpang kapal cepat di pelabuhan tersebut. Belum lagi debu dari batu bara itu yang berterbangan.
“Kita merasa terganggu. Debu dan batu bara yang berserakan di jalan itu lho yang membuat kita tidak nyaman,” kata Yus, salah satu penumpang kapal cepat.
Menurut pihak Syahbandar Kolaka, kapal "Fortune Ocean" yang mengangkut 5.000 ton batu bara itu berangkat dai salah satu pelabuhan di China dan bertujuan Pelabuhan Samudera. Setelah dilakukan pengecekan bersama dengan pihak Bea dan Cukai, muatan tersebut diizinkan untuk dibongkar.
Kepala Syabandar Kolaka, Zainuddin menjelaskan bahwa pihaknya telah menerapkan sejumlah aturan terkait aktivitas bongkar muat batu bara tersebut. Terlebih lagi di dalam kawasan pelabuhan itu ada aktivitas penyeberangan kapal fiber atau kapal cepat.
“Tadi pihak yang membongkar batu bara itu kita beritahu bahwa untuk truk yang sudah di isi penuh terlebih dahulu baknya dibungkus terpal agar batu bara yang diangkut tidak berserakan dijalan dan mengganggu masyarakat yang beraktivitas,” katanya, Senin (25/11/2013).
Dia juga menambahkan bahwa batu bara yang berserakan di dekat kapal agar segera dikumpulkan. “Agar debunya tidak terbang ke mana-mana, yang tumpah dari kapal itu kita suruh dikumpul dan bekasnya disiram air agar debunya tidak terbang ke mana-mana. Saya juga tegaskan tidak ada keterlambatan pemberangkatan kapal cepat terkait aktivitas kapal bongkar muat batu bara ini,” pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.