Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dua Siswa SMP Ciptakan Helm Berlampu Sein

Kompas.com - 23/11/2013, 20:17 WIB
Kontributor Yogyakarta, Wijaya Kusuma

Penulis


YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Berawal dari melihat kejadian kecelakaan sepeda motor yang diakibatkan lampu sein tidak terlihat karena tertutup barang bawaan, dua pelajar Sekolah Menengah Pertama (SMP) Islam Al-Azhar 26 Yogyakarta, Naufal Rasendriya Apta dan Archel Valiano menciptakan helm berlampu sein otomatis.

Alat yang diberi nama "Helm Berlampu Sein otomatis pada standar Keselamatan Berkendara Motor" berhasil memikat dewan juri Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) kategori 6 thn National Young Investor Award 2013.

"Dari 30 kelompok se-Indonesia, kami berhasil meraih juara kedua saat kompetisi LIPI 2013," terang Archel Valiano, Sabtu (23/11/2013).

Archel Valiano yang merupakan siswa kelas 9 Sekolah Menengah Pertama (SMP) Islam Al-Azhar 26 Yogyakarta menuturkan, ide awal pembuatan helm berlampu sein sebenarnya tidak disengaja. Saat dalam perjalanan, ia melihat sepeda motor sedang membawa jerami di jok belakang. Ketika akan belok sebenarnya sudah menghidupkan lampu sein, namun tertutup jerami. Akhirnya pengendara di belakang tidak melihat tanda lampu sein dan menabrak motor yang membawa jerami tersebut. "Saya lupa kejadianya dimana, tapi idenya dari kecelakaan itu," tuturnya.

Dua bulan lalu ketika Naufal Rasendriya Apta dan Archel Valiano diberikan kepercayaan oleh sekolah untuk menciptakan sebuah produk untuk lomba Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) di Jakarta, mereka mencoba merealisasikan apa yang pernah dicita-citakan, yakni menciptakan helm berlampu sein.

Valiano mengungkapkan, proses pembuatannya kurang dari dua bulan. Selama pembuatan helm tersebut, ia dan Ndriya harus rela tidak libur demi menyelesaikan proyek impiannya. "Ya, lembur-lembur sampai jam 11 malam. Sabtu Minggu berada di lab menyelesaikan proyek ini," tegasnya.

Naufal Rasendriya Apta menjelaskan, bahan yang digunakan untuk membuat helm berlampu sein sangat mudah didapatkan, antara lain helm, accelerometer, baterei lithium, microcontroller atmega 8 dan lampu sein.

Lebih lanjut Rasendriya menuturkan, cara kerja helm berlampu sein sebenarnya mudah. Alat accelerometer berfungsi sebagai sensor dan dihubungkan dengan microcotroller. Lampu sein yang terpasang di kanan dan kiri helm lantas dihubungkan dengan kedua alat tersebut. Sehingga ketika pengguna menengok, maka sensor akan merespons dan membuat lampu sein menyala. Menegok ke kiri, maka lampu sein kiri akan menyala atau sebaliknya. "Helm Ini bertenaga baterei, tahan sampai sekitar 1 bulan," katanya.

Menurutnya, ke depan helm berlampu sein ini masih akan dikembangkan dengan memasang sensor lampu rem di belakang helm. Jadi ketika motor berhenti ada dua lampu yang menyala, pertama lampu belakang motor dan belakang helm.

"Satu unit habis 700 ribu, yang mahal accelerometer harganya 500 ribu. Ini masih kita pelajari agar bisa lebih murah lagi," ucapnya.

Keduanya berharap, dengan adanya helm berlampu sein dapat mengurangi angka kecelakaan di jalan. Menurutnya, setelah dsempurnakan, helm berlampu sein ini akan dijual ke masyarakat umum.

"Ya, sementara guru-guru dan karyawan sekolah ini dulu. Baru diperbanyak untuk masyarakat," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com