Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

34 Rumah di Bandung Barat Terancam Runtuh

Kompas.com - 23/11/2013, 17:50 WIB
Kontributor Bandung, Putra Prima Perdana

Penulis


BANDUNG, KOMPAS.com
- Sebanyak 34 rumah di Kampung Cinta Laksana, RT 03 RW 03, Desa Gunung Masigit, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat terancam runtuh. Dari pantauan Kompas.com di lokasi, dari 34 rumah yang terancam runtuh, 4 di antaranya sudah tidak bisa dihuni lagi. Pasalnya, keempat rumah tersebut sudah mulai miring karena tembok dan kayu penyangga sudah mulai tidak kuat menahan beban material.

Sementara itu, rumah-rumah lainnya memang masih berdiri tegak. Namun, retakan di hampir seluruh dinding memiliki potensi besar untuk roboh.

Menurut salah satu penghuni yang juga anak dari ketua RT 03, Irma (31), dia dan keluarganya bahkan sudah empat kali pindah rumah untuk menghindari ancaman tembok rumah runtuh. Tiga rumah sebelumnya pun dikatakannya sudah luluh lantak. Hal tersebut juga terlihat dari puing-puing bekas bangunan yang masih ada sampai saat ini.

"Kalau hujan suka takut, apalagi kalau malam, tidur jadi tidak tenang, takut tiba-tiba runtuh," kata Irma saat ditemui di kediamannya, Sabtu (23/11/2013).

Lebih lanjut Irma menambahkan, tiga rumah sebelumnya yang ia tempati tidak hanya runtuh. Labilnya tanah di daerah tersebut sedikit demi sedikit menenggelamkan sebagian rumahnya.

"Kalau sekarang-sekarang malah jadi amblas. Setiap hari suka terdengar rumah bunyi kreyot," ujarnya menirukan.

Salah satu warga lainnya yang kondisi rumahnya juga mulai miring, Cucu (34), menjelaskan, kejadian tersebut sudah berlangsung setahun ke belakang. Namun, karena tidak memiliki tempat tinggal lain yang lebih layak, Cucu terpaksa bertahan meski jiwanya terancam.

"Sebenarnya takut, apalagi kalau hujan turun. Tapi ya, mau gimana lagi, saya tidak ada tempat tinggal lagi," tutur Cucu.

Ditemui di tempat yang sama, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPDB) Kabupaten Bandung Barat, Roni Rudiana beserta tim, langsung menyelidiki penyebab rusaknya rumah-rumah tersebut. Dari data yang diperoleh BPBD, sebanyak 4 rumah dikatakan rusak berat, 12 rusak sedang dan 10 rumah rusak ringan, sisanya masih layak ditempati meski memiliki potensi yang sama.

"Secara visual BPBD melihat lokasi ini, dulu pernah ada longsoran pada tahun 1975. Artinya, tanah di sini adalah tanah labil pergerakan," ujar Roni saat ditemui seusai penyelidikan.

Untuk mengetahui lebih lanjut penyebab lainnya, kata Roni, BPBD bersama Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) akan melakukan kajian geologi di tanah tersebut secepatnya.

"Kita berusaha untuk mencari solusi yang lebih baik untuk warga, tapi terlebih dahulu kita akan melakukan kajian geologi secepatnya," imbuhnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com