Sejumlah keluarga jatuh pingsan karena tak percaya kemenakannya itu telah pergi untuk selamanya. Ratusan keluarga dan kerabat sejak Kamis kemarin terus berdatangan melayat ke rumah duka.
Puluhan mahasiswa pencinta alam dari berbagai perguruan tinggi di Polewali Mandar yang juga teman-teman Radit ikut menjemput dan mengantar jenazah Radit ke tempat peristirahatan terakhir.
Tante dan sepupu korban bahkan jatuh pingsan saat jenazah Radit digotong warga meninggalkan rumah duka untuk dikebumikan di sebuah pekuburan warga setempat.
Seperti diberitakan sebelumnya, Radit mengembuskan napas di ICU Rumah Sakit Wahidin Makassar setelah sempat menjalani perawatan selama satu hari, pasca-insiden pengeroyokan di depan kampusnya.
Radit bersama tiga rekannya dikeroyok sekelompok pemuda tanpa diketahui alasannya. Almarhum Tri Saputra merupakan putra ketiga dari empat bersaudara dari pasangan Saharuddin dan Joharna.
“Sejak sama-sama duduk di bangku SMA, Putra dikenal sebagai orang yang baik. Tidak pernah membuat masalah, orangnya solider dan suka membantu. Makanya saya tidak menyangka. Semoga Allah menempatkan Putra di tempat yang layak disisinya,” ujar Risna, salah satu kerabat.
Sementara, Syahruddin (56), ayah Putra, tidak berdaya melihat jenazah anak yang menimba ilmu sejak tiga tahun lalu itu. Syahruddin berharap, para pelaku pengeroyokan hingga anaknya tewas bisa segera ditangkap polisi dan diganjar hukuman yang berat.
“Mau mi di apa lagi kalau ini sudah menjadi kehendak yang Mahakuasa,” ucapnya dengan sedih.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.