Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kecewa Ganjar, Buruh Semarang Ancam Boikot PDI-P

Kompas.com - 20/11/2013, 17:53 WIB
Kontributor Semarang, Puji Utami

Penulis


SEMARANG, KOMPAS.com - Ditetapkannya Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK) oleh Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo pada Senin (18/11/2013), langsung mendapatkan respons dari para buruh. Dua hari ini, ratusan buruh turun ke jalan untuk menuntut gubernur merevisi UMK. Sejumlah buruh mengaku kecewa dengan UMK 2014, karena dinilai masih sangat rendah.

"Mana janji pak Gubernur saat pemilihan, kesetaraan Jawa Tengah bukan hanya di infrastruktur, tapi juga kesejahteraan buruh, daya beli buruh yang meningkat, akan meningkat pula kesejahteraannya," ujar Koordinator Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia (Kasbi) Semarang, Fajar Eib Utomo, Rabu (20/11/2013).

Sejak kemarin, para buruh terlihat mendatangi kantor Gubernur Jawa Tengah di Jalan Pahlawan untuk melakukan unjuk rasa. Para buruh juga sempat memblokade jalan tol Krapak, namun tidak berlangsung lama karena langsung ditertibkan petugas.

Dalam unjuk rasa itu, mereka menuntut Gubernur Jateng melakukan revisi UMK yang rata-rata hanya naik 16,6 persen. Selain itu, mereka juga menuntut kenaikan UMK Jateng wajib 100 persen kebutuhan hidup layak (KHL), dan penghapusan sistem kerja kontrak.

Para buruh juga mengancam akan memboikot Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2014 mendatang karena dinilai tidak berpihak pada buruh.

"Kita sudah tidak percaya lagi pada PDIP," ujar Pimpinan Cabang Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia Kota Semarang, Mukhron.

Ia mengatakan, para buruh masih ingat betul saat sejumlah kader PDI-P meminta dukungan pada Pilkada Jateng beberapa waktu lalu. Mereka diminta mendukung pasangan calon gubernur yang diusung PDI-P, yakni Ganjar Pranowo dan Heru Sudjatmoko.

"Saat itu yang datang mbak Rieke dan Arya Bima, datang ke kantor kami mengemis minta bantuan suara agar mendukung pak Ganjar," jelasnya.

Pada saat itu, ungkapnya, para politisi berkomitmen akan membantu buruh. Namun setelah berhasil menjadi orang nomor satu, gubernur dinilai tidak membela kepentingan buruh.

"Pak Ganjar juga pernah berjanji menyejahterakan buruh, tapi faktanya apa? Justru UMK Jateng 2014 sangat memprihatinkan dan paling rendah dibandingkan provinsi lain, dan kenyataannya lagi justru upah murah ini ditetapkan gubernur dan wali kota dari PDI-P," tandasnya.

Seperti diketahui, UMK tertinggi di Jawa Tengah yakni di Kota Semarang dengan Rp 1.423.500. Sedangkan besaran UMK terendah di Jawa Tengah yakni di Kabupaten Purworejo dengan UMK sebesar Rp 910.000. Dibanding tahun 2013, UMK 2014 mengalami kenaikan rata-rata sebesar 16,66 persen. Ketetapan tersebut tertuang dalam keputusan Gubernur Jateng Nomor 560/60 Tahun 2013 tertanggal 18 November 2013.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com