Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sinabung Mereda, Warga Jenguk Rumah

Kompas.com - 19/11/2013, 19:05 WIB

KARO, KOMPAS.com — Kondisi Gunung Sinabung mereda pada Selasa (19/11/2013). Warga mulai berani pulang untuk menjenguk rumah dan memeriksa barang-barang. Ada juga yang ke ladang untuk melihat kondisi tanaman mereka.

Sejak pukul 07.00, beberapa warga meninggalkan pengungsian. Mereka mengendarai sepeda motor menuju desa yang masih tertutup abu vulkanik sisa erupsi Gunung Sinabung, kemarin.
Dengan mengenakan masker dan kacamata, warga menerobos jalanan yang diselimuti abu vulkanik.

Sekitar 500 meter dari desa, mereka meminta izin kepada penjaga jalan. Sejak meletus akhir September lalu, pemerintah mengosongkan sembilan desa dalam radius tiga kilometer dari puncak gunung. Desa-desa tersebut adalah Maridingding, Sukanalu, Suka Meriah, Bekerah, Simacem, Sigarang-garang, Guru Kinayan, Berastepu, dan Gamber.

Di jalan masuk desa, dibangun tenda jaga untuk mengantisipasi agar warga tidak bebas masuk desa. ”Karena bahaya kalau warga tetap tinggal di desa,” kata Jefri Bangun, penjaga di Desa Mardinding, Kecamatan Tiga Nderket.

Namun, para penjaga ini bersedia memberikan izin jika yang datang hanya dua atau tiga orang. Mereka pun hanya diperbolehkan berada di perkampungan selama 30 menit.

Ketua tanggap darurat sekaligus Komandan Distrik Militer 0205/TK Letnan Kolonel Kav Prince Meyer Putong menjelaskan, tidak boleh ada seorang pun yang memasuki desa dalam radius tiga kilometer. Sebab, desa tersebut merupakan kawasan berbahaya jika sewaktu-waktu Sinabung meletus.

”Kita semua tahu, letusan Sinabung tidak dapat diprediksi. Sebaiknya warga tetap tinggal di pengungsian. Jangan nekat,” ujarnya.

Sementara itu, kondisi Gunung Sinabung mereda. Gunung setinggi 2.460 meter di atas permukaan laut ini terakhir erupsi pada Senin pukul 07.04. Embusan abu vulkaniknya mencapai 8.000 meter.

Tetap waspada

Sementara itu, Pemerintah Kabupaten Sleman mengimbau kepada warga tiga dusun di Srunen, Kalitengah Lor, dan Kalitengah Kidul agar bersiaga pasca-letusan freatik Gunung Merapi, Senin (18/11) kemarin. Sebab, selama musim hujan berlangsung letusan semacam itu masih berpotensi terjadi lagi.

Hingga saat ini masih ada 656 keluarga di tiga dusun di kawasan rawan erupsi Desa Glagaharjo yang tidak mau direlokasi ke daerah aman. Ketiga dusun itu adalah Srunen, Kalitengah Lor, dan Kalitengah Kidul.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sleman Juli Setiono Dwi Wasito mengatakan, kondisi Merapi saat ini memang masih berstatus Normal Aktif (level 1).

Akan tetapi, dengan kemunculan letusan freatik sebanyak dua kali, yaitu tanggal 22 Juli 2013 dan kemarin, 18 November 2013, warga di tiga dusun tersebut harus meningkatkan kesiapsiagaan.

”Letusan seperti kemarin hanya berlangsung sesaat, tetapi warga tetap harus waspada, terutama bagi mereka yang masih tinggal di daerah rawan erupsi. Kalau mau lebih tenang, semestinya mereka mau relokasi pindah ke bawah,” kata Juli. (M Hilmy Faiq/Aloysius Budi Kurniawan)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com