Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dokter Spesialis Ancam Mogok Kerja Tiga Hari

Kompas.com - 18/11/2013, 09:18 WIB

MANADO, KOMPAS.com — Semua dokter spesialis kandungan di Sulawesi Utara dan Gorontalo mengancam mogok bekerja tiga hari di seluruh rumah sakit dua daerah menyusul penahanan atas dokter Dewa Ayu Sasiary Prawani di Rumah Tahanan Malendeng, Manado.

Ketua Perhimpunan Obsetri Ginekologi Indonesia Sulawesi Utara Eddy Suparman kepada wartawan di Manado, Sabtu (16/11/2013), mengungkapkan, ancaman mogok hal manusiawi sebagai bentuk keprihatinan para dokter. Konferensi pers kemarin dihadiri ratusan dokter, serta pengurus IDI Sulut dan IDI Manado.

”Saya rasa wajar jika sejumlah dokter berunjuk rasa. Saya menerima informasi seperti itu. Sekarang dokter kebidanan dalam tekanan. Mereka merasa dikriminalisasi,” kata Eddy.

Tiga dokter spesialis kandungan dipidana karena tuduhan malapraktik atas meninggalnya pasien Julia Fransiska Makatey tahun 2010. Salah satunya, Dewa Ayu Sasiary Prawani (38), langsung dimasukkan ke Rumah Tahanan Malendeng, Manado, setelah petugas Kejari Manado menangkapnya di Balikpapan, Jumat pekan lalu.

Dua dokter lain, Hendy Siagian dan Hendry Simanjuntak, masih dicari. Hendy diduga berada di Papua, sedangkan Hendry di Riau. Ketiga dokter itu divonis Mahkamah Agung 10 bulan penjara melalui putusan kasasi 18 September 2012. Sebelumnya, ketiga dokter diputus bebas oleh Pengadilan Negeri Manado.

Menurut Eddy, PB IDI telah menyurati Kepala Kejaksaan Negeri Manado meminta pengalihan penahanan Ayu menjadi tahanan kota. Surat PB IDI telah dikirim pada Jumat dengan alasan Ayu memiliki anak kecil serta proses hukum tengah berjalan.

Ancaman mogok telah disebar melalui pamflet dan ditempel di sejumlah rumah sakit serta tempat umum di Manado. Isinya berbunyi, ”Praktek dokter spesialis kebidanan dan kandungan Sulawesi Utara dan Gorontalo Tutup selama tiga hari, Senin 18 November-20 November 2013”.

Ketua IDI Sulut Jemmy Waleleng menegaskan, para dokter sangat menjunjung etika kedokteran, yakni menolong pasien sampai sembuh. ”Tidak ada dokter yang memberi racun kepada pasiennya,” katanya. (zal)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com