"Saya dipanggil untuk menghadap di ruang bimbingan dan konseling (BK) dan tiba di sana saya dipukul dan saat itu pula masuk lagi enam orang guru lain, juga memukul saya pakai buku yang mereka pegang. Itu sakit saya rasa. Makanya, saya pulang di rumah dan memberitahukan masalah ini kepada orangtua saya," ucap Arfan di Polsek Wundulako, Kamis (14/11/2013).
Nisma, orangtua Arfan, mengaku tidak senang anaknya mendapat perlakukan seperti itu. Menurut dia, perlakukan itu tidak bisa ditoleransi.
"Kasihan anak saya dipukul sama begitu banyak guru. Makanya, saya tidak senang. Dan ini lagi dampingi anak saya buat laporan polisi. Saya berharap agar para guru itu mendapatkan hukuman yang setimpal. Saya pribadi tidak mau damai, Pak," tegasnya.
Menurut Nisma, persoalan ini berawal dari saling ejek di antara para siswa dan Arfan kemudian dipanggil menghadap ke ruang BK.
"Di situlah dia dipukul berkali-kali sampai merah. Yang saya tidak setuju itu kenapa anak ini diperlakukan seperti itu. Nah, karena sudah merasa jengkel dipukul berulang-ulang, akhirnya dia melawan pakai mulut. Yah, namanya juga anak-anak, kalau sudah merasa kesakitan sekali, pasti melawan dan anak saya ini kan memang tidak pernah mendapat perlakuan kasar dari rumah," tambahnya.
Kapolsek Wundulako Iptu Samsul Bahri membenarkan bahwa Arfan telah melaporkan tujuh gurunya ke polisi. "Semua kita terima laporan dan akan diperiksa. Untuk yang melapor sementara pemeriksaan dan guru yang terlapor akan kita periksa secara bergantian. Saya membenarkan ada kejadian seperti ini dan dalam penanganan pihak yang berwajib," cetusnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.