Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Para Ahli Akan Bertemu Bahas Kondisi Candi Borobudur

Kompas.com - 11/11/2013, 20:09 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana

Penulis


MAGELANG, KOMPAS.com — Kondisi Candi Borobudur yang terletak di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, terus mendapat perhatian banyak pihak. Bahkan, setiap lima tahun sekali, para ahli berbagai disiplin ilmu bertemu untuk membahas kondisi terakhir candi Buddha terbesar di dunia itu.

Pertemuan tersebut kini kembali digelar di Atria Hotel and Conference Kota Magelang, bertajuk "6th International Expert Meeting on Borobudur", 10-14 November 2013. Hadir para ahli bidang arkeologi, teknik sipil, kimia, lingkungan, dan biologi, baik dari dalam maupun luar negeri.

"Para ahli bertemu untuk mengevaluasi dan monitoring kondisi keterawatan Candi Borobudur pasca-pemugaran kedua pada 1973-1983 dan pasca-erupsi Merapi 2010 lalu," ujar Prof Kacung Marijan, Direktur Jenderal Budaya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, seusai membuka pertemuan itu, Senin (11/11/2013).

Hasil dari pertemuan itu, Kacung mengatakan, akan muncul rekomendasi-rekomendasi terkait perawatan dan pemeliharaan candi peninggalan Dinasti Syailenrda itu agar lebih baik lagi dalam lima tahun ke depan. Melalui pertemuan itu pula, para ahli dan peserta akan berbagi ilmu pengetahuan teknologi dan keterampilan untuk mengatasi masalah yang ada di Borobudur.

"Misalnya debu Merapi tidak sekadar dibersihkan, lalu hilang, tapi ada zat kimianya apa, ini perlu ahli yang lain. Juga termasuk perlu ahli hidrologi. Borobudur lokasinya di atas bukit, tengahnya ada tanah, kalau rembesan air seperti apa," kata dia.

Selain itu, yang terpenting dari pertemuan para ahli tersebut adalah upaya mengatasi implikasi dari beberapa penyebab, seperti gempa bumi dan erupsi merapi. "Misalnya bagaimana mengatasi jika debu vulkanik menempel di batu candi, kemudian jika hujan deras pengaturan air ke bawah, drainasenya seperti apa. Ini perlu dievaluasi," ujarnya.

Menurut Kacung, sejak UNESCO menetapkan Candi Borobudur sebagai warisan budaya dunia pada 1991, ada sejumlah negara yang peduli terhadap pemeliharaan dan perawatannya, seperti Jepang, Belanda, Australia, dan Jerman. Kacung mengatakan bahwa bantuan yang diberikan negara-negara itu tidak hanya materi, tetapi juga tenaga dengan mengirimkan para ahli untuk turut membantu merawat dan melestarikan Candi Borobudur.

Kepala Balai Konservasi Peninggalan Borobudur, Kabupaten Magelang, Marsis Sutopo mengatakan, pertemuan para ahli itu melibatkan 20 pembicara dan 70 peserta dari dalam dan luar negeri. "Kami juga akan melakukan kunjungan ke Situs Liyangan yang terletak di Kabupaten Temanggung," tutur Marsis.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com