Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasokan Kelinci di Bandung Langka

Kompas.com - 11/11/2013, 07:32 WIB
Kontributor Bandung, Putra Prima Perdana

Penulis


BANDUNG BARAT, KOMPAS.com - Kelinci mungkin sudah tidak asing lagi bagi wisatawan yang sering mengunjungi daerah Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat. Di sepanjang jalur Bandung-Lembang melewati jalan Setiabudi, berjajar puluhan kios yang menjual kuliner berupa sate kelinci dan penjual kelinci peliharaan.

Meski dikatakan sebagai salah satu primadona tujuan wisata di Lembang, beberapa bulan belakangan para pedagang yang menggantungkan hidup dari kelinci menjerit. Pasalnya, pasokan kelinci mulai langka dalam kurun waktu dua bulan ke belakang.

Euis Heni (60), pemilik Warung Sate Kelinci Pak Sapri mengatakan, kelangkaan hewan itu di wilayah Bandung menyebabkan penghasilannya berkurang cukup signifikan. Jika dalam satu hari warung satenya biasa memotong hingga 35 ekor kelinci pedaging, belakangan ia hanya mampu mengolah sebanyak 10 hingga 20 ekor kelinci.

"Pengaruhnya ya, pasti besar. Kalau tidak ada kelinci mau jual apa. Belakangan yang ngirimnya sedikit, tidak seperti biasa. Jadi kalau potong tergantung adanya barang (kelinci) saja," kata Euis saat ditemui kompas.com di Lembang, Minggu (10/11/2013).

Tidak hanya langka, harga kelinci juga ikut naik. Meski enggan menyebutkan nominalnya, Euis mengaku kenaikan harga satu ekor kelinci yang biasa diolah menjadi 10 tusuk sate, kenaikannya bisa mencapai Rp.5000 per ekor. "Biasanya 10 tusuk (seporsi) harganya cuma Rp. 22.000, sekarang terpaksa kita jual Rp. 25.000," ungkapnya.

Waktu pasokan kelinci banyak, kata Euis menambahkan, dirinya tidak perlu repot menunggu dan mencari peternak kelinci di sekitar wilayah Lembang. Namun ketika langka, tidak jarang pasokan kelinci justru didapatnya dari luar wilayah Bandung Raya seperti Garut dan Ciwidey.

Euis menduga, langkanya kelinci di daerah Bandung disebabkan banyak peternak tidak sabar dan lebih memilih untuk menjual kelinci yang belum dewasa untuk dijadikan hewan peliharaan ketimbang menunggu hingga dewasa.

Perempuan yang sudah 17 tahun menggantungkan hidupnya dari sate kelinci ini berharap, pasokan kelinci bisa kembali seperti sediakala. Pasalnya, bukan hanya warung satenya yang hidup dari daging kelinci, puluhan warung sate lainnya dipastikan mengalami hal serupa dengan dirinya.

"Banyak langganan juga yang kecewa jauh-jauh dari Jakarta sate kelincinya habis karena cuma potong sedikit setiap hari," ujarnya.

Ditemui terpisah, Atet (43), pedagang kelinci peliharaan juga mengalami imbas yang sama sejak kelinci langka di Bandung. Menurutnya, Ia harus adu cepat dengan pedagang kelinci peliharaan lainnya untuk mendapatkan pasokan kelinci dari peternak.

Demi memenuhi kandang kelinci di kiosnya, Atet harus rela merogoh kocek lebih dalam. Selain harganya juga naik, kualitas kelinci juga dapat dikatakan menurun. "Yah, jualnya juga susah," ucap Atet.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com