Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dianggap Jelmaan Kakek, Buaya Mati Diawetkan

Kompas.com - 09/11/2013, 20:03 WIB
Kontributor Pare-Pare, Darwiaty Ambo Dalle

Penulis


PAREPARE, KOMPAS.com — Pasangan suami istri Narum dan Aminah mengawetkan buaya kesayangan mereka, Puang Nene, yang telah tewas. Mereka khawatir buaya yang diperlakukan bagaimana manusia itu dicuri orang.

Warga Kelurahan Lompoe, Kecamatan Bacukiki, Kota Parepare, Sulawesi Selatan, itu meyakini bahwa buaya itu merupakan perwujudan manusia yang berusia ratusan tahun. Ketika tewas, bangkai binatang itu disemayamkan dan dimandikan layaknya manusia.

"Biasanya motivasi mencuri itu untuk dijadikan obat, jimat, atau diambil kulitnya. Makanya kami sekeluarga berinisitif mengawetkan badan nenek," kata Amir, pemuda yang mengaku cucu buaya tua tersebut, kepada Kompas.com, Sabtu (9/11/2013).

Keluarganya, kata Amir, sudah menyiapkan wadah khusus untuk buaya yang saat masih hidup menghabiskan hingga dua kilo udang setiap harinya.

Hal yang sama dikatakan Aminah. Perempuan paruh baya yang selama 5 tahun hidup serumah dan merawat buaya tersebut ingin tetap bersama Puang Nene, meski dia telah tewas. Dia bersama keluarganya memilih mengawetkan badan buaya tersebut dengan suntikan formalin.

"Saya sedih karena selama lima tahun sudah bersama Puang Nene. Kami kehilangan seperti kehilangan anak sendiri," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com