Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasien Narkoba Mengaku Kerap Disiksa Petugas Balai

Kompas.com - 09/11/2013, 13:18 WIB
Kontributor Makassar, Rini Putri

Penulis

MAKASSAR, KOMPAS.com — Pasien yang menjalani rehabilitasi dari ketergantungan obat-obatan terlarang di Balai Rehabilitasi Narkotika Nasional (BNN) Baddoka, Makassar, Sulawesi Selatan, mengaku kerap mendapat siksaan dari petugas.

Hal itu terungkap ketika keluarga pasien melaporkan kejadian tersebut ke Lembaga Perlindungan Korban Narkotika (LPKN) Indonesia. "Laporan penyiksaan terhadap pasien sudah sering kami terima. Kami selalu mempertanyakan informasi tersebut, namun pihak petugas balai rehabilitasi selalu menyangkal," kata Sekretaris Umum LPKN Indonesia Andri Hidayat, Sabtu (9/11/2013).

Andri memaparkan, para pasien narkoba yang dirawat di dalam balai itu diperlakukan tidak sebagai pasien yang butuh pembinaan serius untuk menghilangkan ketergantungan obat-obatan terlarang. Mereka kerap diisolasi dan bahkan disatukan dengan pengguna narkoba yang sudah gila.

"Di dalam balai, mereka diisolir, bahkan disatukan dengan orang gila yang kadang berteriak dan buang air di sembarang tempat. Bagaimana pasien ini bisa sembuh kalau kondisi di dalam saja tidak becus," tegas Andri.

Andri menilai kaburnya pasien dari balai rehabilitasi karena mereka tidak tahan atas perlakuan kasar petugas yang diberikan kepada mereka. "Bukan tidak mungkin pasien yang mau sembuh bisa nekat kabur kalau tidak diperlakukan tidak nyaman di dalam rehabiltasi, apalagi balai rehabilitasi itu kan bukan penjara," jelasnya.

Ditemui secara terpisah, Kasubag Tata Usaha (TU) Balai Rehabilitasi BNN Baddoka Nur Syamsi membantah keras adanya perlakuan kasar hingga menyiksa para pasien yang tengah menjalani rehabilitasi ketergantungan obat-obat terlarang.

"Tidak benar itu jika ada penyiksaan di dalam rehabilitasi, bahkan mereka kami bina sesuai dengan prosedur kami. Mereka itu pasien yang harus diselamatkan dari ketergantungan obat-obatan terlarang," jelas Nur Syamsi.

Lebih lanjut, dikatakan Nur Syamsi, penerapan pola keseharian mereka sebelumnya mungkin jauh berbeda dengan apa yang diberikan selama rehabilitasi sehingga ketika masuk ke balai rehabilitasi, mereka tidak terbiasa dengan berbagai kegiatan yang harus dilakukan sendiri, seperti mencuci pakaian, beribadah, ataupun kegiatan-kegiatan keseharian lainnya.

Nur Syamsi melanjutkan, karena penerapan kegiatan yang harus dijalaninya setiap hari dianggap berat bagi mereka, tidak sedikit pasien yang kabur dari balai.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com