Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pakai Bom Ikan, Satu Nelayan Diciduk Seusai Menyelam

Kompas.com - 08/11/2013, 17:41 WIB
Kontributor Kendari, Kiki Andi Pati

Penulis


KENDARI, KOMPAS.com - Direktorat Kepolisian Air dan Udara (Dit Polairud) Polda Sulawesi Tenggara menangkap salah seorang nelayan bernama Muhlis alias Ateng, karena tertangkap tangan menggunakan bom ikan, Kamis (7/11/2013). Pelaku dibekuk petugas polisi di Teluk Kolono saat pesonel Polairud Polda Sultra melakukan operasi rutin di wilayah tersebut.

Sementara rekan pelaku yang lain Eli, bisa lolos saat hendak ditangkap. Ia melompat ke laut dan berenang menjauh dari kapal XX 1006 milik Polairud Polda Sultra. Eli diketahui sebagai otak pemboman ikan. Eli bertugas melempar bom ikan ke dalam laut dan menunggu di atas perahu.

Sementara Muhlis bertugas mengambil ikan dengan cara menyelam di dasar lautan. Sebab, Muhlis ditangkap saat kepalanya menyembul ke permukaan laut. Hal ini diakui Muhlis yang kini sudah berstatus sebagai tersangka saat ditemui di Polairud, Jumat (8/11/2013). 

"Saya tidak membuat (bom ikan, red). Saya hanya ditugaskan mengambil ikan yang sudah mati dengan cara menyelam ke dasar lautan," jelas Muhlis yang diketahui berasal dari Pulau Tobea, Kabupaten Muna ini.

Bom ikan yang digunakan Muhlis dan rekannya diketahui terbuat dari pupuk urea. Bom dimasukkan ke botol bekas kecap dengan pemberat berupa batu di bagian bawahnya. Bom dilengkapi dengan sumbu yang mampu menyala meski di dalam air.

"Pelaku tidak mengakui bom ikan ini miliknya. Namun, dari pengakuannya, sudah empat hari dia ikut serta bersama pelaku yang kini lolos," jelas Kabid Gakkum Dit Polairud Polda Sultra, Kompol Irwan Andi SIK, Jumat (8/11/2013).

Dari tangan pelaku, polisi mengamankan satu botol bom ikan ukuran besar. Bom seukuran ini bisa menghancurkan dan menggetarkan karang pada radius 50 meter dalam sekali lempar. Pelaku, lanjut Irwan, terancam Pasal 1 Undang-Undang Darurat tahun 1999 dengan ancaman hukuman maksimal pidana mati. Hingga kini, pelaku menjalani pemeriksaan secara intensif di Polair Polda Sultra.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com