Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jerman Gelar Pameran Pelestarian Borobudur

Kompas.com - 06/11/2013, 21:00 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana

Penulis


MAGELANG, KOMPAS.com — Pemerintah Jerman melalui Kantor Perwakilan Pemerintah Republik Federal Jerman di Asia Tenggara mengadakan Pameran Kebudayaan Dunia di Museum Karmawibangga Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.

Pada pameran tersebut mereka memperkenalkan kepada masyarakat sejauh mana keterlibatan mereka dalam upaya pelestarian budaya, tidak hanya di Indonesia akan tetapi di Asia Tenggara.

Prof D Hans Leisen dari Cologne University of Applied Science CICS menyebutkan, tidak kurang dari sepuluh proyek pelestarian budaya di Indonesia, Kamboja, Thailand, dan Vietnam dipamerkan dengan memusatkan perhatian pada kerja sama Indonesia–Jerman untuk pelestarian Candi Borobudur.

“Kami ingin memberikan pengetahuan kepada masyarakat khususnya yang ada di Borobudur ini bahwa kami, Pemerintah Jerman bekerja sama dengan Indonesia, sedang mengerjakan proyek konservasi pelestarian Candi Borobudur,” tutur Hans seusai membuka pameran, Rabu (6/11/2013).

Hans berharap, melalui pameran ini masyarakat akan lebih mengetahui bagaimana upaya melestarikan candi yang tercatat sebagai warisan budaya dunia itu. Selain pelestarian candi, pihaknya juga bekerja sama dengan dosen Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta untuk mengerjakan konservasi sejumlah manuskrip kuno Jawa dan Sumatera.

Pameran yang dibuka untuk umum hingga 6 Januari 2014 ini didanai oleh Kantor Perwakilan Pemerintah Republik Federal Jerman dan didukung oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko serta Balai Pelestarian Peninggalan Borobudur. Sedangkan teknis dan dana diberikan oleh Kantor UNESO Jakarta dan Kedutaan Besar Jerman di Jakarta.

Menurut Hans, pameran serupa juga pernah diadakan di Jerman, Kamboja, dan Bangkok. Rencananya pameran juga akan digelar di Jakarta, tetapi masih menunggu dana. Dijelaskan Hans, setelah bencana letusan Gunung Merapi, Jerman merupakan salah satu dari negara-negara yang menawarkan bantuan dana untuk program “Perlindungan Situs Warisan Dunia Borobudur” sejak tahun 2011 dengan total 280.000 euro sampai saat ini.

Kemudian di bawah payung kerja UNESCO, lanjut Hans, diadakan penyelidikan dengan fokus pada konservasi batu, pengendalian sistem drainase, dan masalah stabilitas struktural Candi Borobudur yang dilaksanakan dalam kerja sama para ahli dari Indonesia, Jerman, dan Jepang.

Berbagai teknik baru dibuat dan diajarkan, lalu hasilnya secara ilmiah diubah menjadi kerja pelestarian yang bersifat praktis. “Melalui proyek ini, kami ingin membantu Pemerintah Indonesia dalam memastikan konservasi jangka panjang properti Warisan Dunia Komplek Candi Borobudur bagi generasi yang akan datang,” ujar Hans.

Sementara itu, Marsis Sutopo, Kepala Balai Pelestarian Peninggalan Borobudur Kabupaten Magelang mengungkapkan dukungan penuh atas langkah Pemerintah Jerman dan UNESCO dalam upaya pelestarian candi Buddha terbesar di dunia itu. Salah satunya, ketika mereka turut membantu membersihkan abu vuklkanik yang menutupi candi pascaerupsi Merapi beberapa tahun lalu.

Marsis berharap kerja sama antara Indonesia dan Jerman tidak hanya sebatas kerja sama dalam proyek pelestarian candi saja akan tetapi juga pelestarian seni budaya dan istiadat masyarakat sekitar Candi Borobudur.

“Potensi Borobudur tidak hanya pada candi saja akan tetapi juga seni budaya yang tumbuh di sekitar Candi Borobudur. Oleh karenanya, kami berharap kerja sama ini akan terus berjalan hingga mendatang,” tutur Marsis.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com