Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemkot Beri Rp 37 Juta untuk Kampung Organik di Magelang

Kompas.com - 06/11/2013, 15:12 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana

Penulis

MAGELANG, KOMPAS.com – Pemerintah Kota Magelang akan memberikan dana sebesar Rp 37 Juta kepada setiap kelurahan di wilayah ini guna membiayai pembangunan kampung organik.

Dana tersebut nantinya dipergunakan untuk membeli berbagai macam bibit tanaman, pupuk, pollybag, hingga kegiatan pemberdayaan sumber daya manusia.

Hal tersebut dikatakan Wali Kota Magelang, Sigit Widyonindito, usai membuka kegiatan sosialisasi Kampung Organik di Borobudur Golf International and Country Club, Kota Magelang, Jawa Tengah, Rabu (6/11/2013).

Menurut Sigit, penggelontoran dana tersebut sebagai bentuk dukungan Pemkot kepada masyarakat dalam upaya membangun Kota Magelang yang asri dan ramah lingkungan.

Pihaknya berharap dana yang diambil dari APBD Kota Magelang tahun 2013 tersebut digunakan sesuai dengan peruntukkannya. “Kami targetkan seluruh kelurahan di Kota Magelang menjadi kampung organik,” ujar Sigit.

Sementara itu, dalam kegiatan sosialisasi kampung organik yang diikuti oleh perwakilan dari 17 kelurahan itu, para peserta diberi materi terkait kampung organik, mulai dari bagaimana merintis kampung organik, pemeliharannya, hingga pemberdayaan sumber daya manusianya.

Kegiatan yang digelar mulai Rabu (6/11/2013) – Kamis (7/11/2013) itu menghadirkan sejumlah narasumber yang berkompeten, antara lain dari Dinas Pertanian, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bapeda) dan Badan Pemberdayaan Masyarakat (Bapermas).

“Kegiatan ini merupakan langkah konkrit kami mendukung program pemerintah untuk membangun kampung organik di setiap keluarah di seluruh Kota Magelang,” kata Machbub Yani, Kepala Kantor Lingkungan Hidup (KLH) Kota Magelang.

Kampung Organik merupakan kampung yang dalam kehidupan rutin sehari-hari, setiap warga melestarikan alam lingkungan dengan baik dan benar, baik itu lingkungan biotik, abiotik, sanitasi, ekonomi, sosial dan budaya masyarakat.

Selain itu, warga juga membudidayakan sistem pertanian organik dalam skala rumah tangga dan skala kawasan. Masyarakatnya sudah mengelola sistem penampungan air hingga pemilahan dan pengelolaan sampah yang meliputi reduce, reuse dan recycle.

“Sejauh ini, kampung organik yang sudah ada masih sering terkendala dengan minimnya ilmu pengetahuan misalnya tentang hama tanaman, maka kita datangkan pemateri yang mengerti bidang itu dari Dinas Pertanian. Begitu juga dengan permasalahan permodalan dan pemberdayaan masyarakat, kita datangkan ahlinya,” urai Machbub.

Dari 17 kelurahan yang ada, lanjut Machbub, sudah ada tiga kelurahan yang sudah menerapkan program kampung organik secara mandiri. Di antaranya, RW: 08 Legogsari, Kelurahan Wates; RW: 04 Bodongan Kelurahan Kramat Selatan dan RW: 04 Kelurahan Tidar Selatan.

Setelah mengikuti pelatihan, imbuh Machbub, mereka kemudian akan merekrut empat orang di kelurahan masing-masing untuk kemudian dilatih lagi. Lalu mereka akan bekerja bersama warga untuk membuat kampung organik memakai dana yang sudah disiapkan Pemkot.

“Selanjutnya, kampung organik yang sudah jadi akan dipantau oleh tim sendiri,” tegas Machbub.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com