Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Krisis BBM di Nunukan Parah, Truk Proyek Ikut Antre di APMS

Kompas.com - 06/11/2013, 13:02 WIB
Kontributor Nunukan, Sukoco

Penulis

NUNUKAN, KOMPAS.com - Kelangkaan bahan bakar minyak semakin parah dirasakan warga perbatasan Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara. Tiga Agen Premium dan Minyak Solar (APMS) yang ada hanya buka beberapa hari saja, sepanjang ada kiriman BBM dari Tarakan. Setiap pengiriman BBM datang, antrean kendaraan langsung mengular hingga ratusan meter.

Demi mengantisipasi ekses dari kelangkaan BBM ini, pemerintah daerah telah melakukan berbagai upaya, diantaranya pembatasan pembelian BBM oleh masyarakat. Petugas lalu mencatat nomor kendaraan yang telah mengisi BBM.

Yudi, salah satu petugas Satpol PP Nunukan mengatakan, pencatatan dilakukan untuk membatasi agar satu kendaraan hanya dapat mengisi BBM satu kali kala mengantre di APMS. “Kalau tidak dicatat, motor itu balik balik terus antre. Pembelian kita batasi satu kali untuk semua kendaraan, termasuk mobil taksi. Kendaraan pribadi tiga hari sekali baru bisa ngisi, tapi kita enggak batasi untuk pembeliannya,” ujar Yudi.

Upaya lain yang dilakukan pemerintah daerah adalah meminta tambahan kuota. Kepala Bidang Migas Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Nunukan Purwo Hari Uboyono mengatakan, pemerintah daerah telah mengajukan tambahan pemerintah daerah telah mengajukan tambahan kuota hingga 100 ton untuk premium. “Sementara solar kita ajukan penambahan 13 ribu kiloliter,” sambungnya.

Upaya lain yang dilakukan pemerintah daerah adalah mendesak peningkatan APMS itu menjadi SPBU (Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum). “Sedianya kita punya SPBU. Perbedaan antara APMS dan SPBU, SPBU kebutuhan langsung akan dipenuhi. Sementara kuota kita terbatas, tetapi volume kuotanya agak besar,” ujar Purwo.

Sayang, di tengah upaya pemerintah daerah mengupayakan penambahan kuota belum dibarengi dengan larangan terhadap mobil proyek untuk menggunakan BBM bersubsidi. Puluhan bahkan ratusan mobil proyek ikut mengantre di APMS untuk mendapatkan solar. Panjang antrean bahkan sampai ratusan meter.

“Sebenarnya truk untuk kegiatan proyek itu solar industri. Untuk kegiatan proyek seharusnya itu industri. Saya belum pegang data untuk proyek. Kita masih upayakan untuk mendata kendaraan proyek,” ujar Purwo Hari Uboyono.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com