Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jadi Bupati Tegal, Ki Enthus Tetap Mendalang

Kompas.com - 06/11/2013, 10:12 WIB

KOMPAS.com - Enthus Susmono terkenal sebagai dalang wayang kulit dan wayang golek asal Kabupaten Tegal, Jawa Tengah. Ia pun bertekad tetap mengembangkan kreativitasnya sebagai seniman di sela-sela kesibukannya nanti sebagai bupati.

Enthus memenangi Pemilu Kepala Daerah Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, yang digelar pada 27 Oktober 2013. Kemampuannya sebagai dalang akan dipakai untuk menyosialisasikan program pemerintah.

Enthus di rumahnya di Desa Bengle, Kecamatan Talang, Kabupaten Tegal, Senin (4/11) sore, memastikan dunia politik dan pemerintahan bukan hal baru baginya. Ia juga tidak tiba-tiba berhubungan dengan dunia tersebut.

Sebagai dalang, pria kelahiran Tegal, 21 Juni 1966, itu menemukan persoalan politik dalam pewayangan, termasuk politik perekonomian. Misalnya, persoalan glondhong pengareng-areng (bulu bekti) atau pajak pendapatan dan retribusi yang bisa memperbesar pendapatan asli daerah (PAD).

Dalam pewayangan juga dikenal strategi perang dan penokohan kepemimpinan. ”Jadi, tinggal mentransformasikan saja,” ujarnya.

Meskipun demikian, Enthus tidak memungkiri, dia perlu belajar banyak untuk memulai menjadi kepala daerah. Karena itu, setelah ditetapkan sebagai pemenang pilkada, ia akan melakukan pendekatan dengan masyarakat, pejabat, dan partai politik di Kabupaten Tegal.

Enthus bersama Wakil Bupati Tegal terpilih Umi Azizah pun mempersiapkan beberapa program untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Dia akan menerapkan prinsip trisula dalam pemerintahan, yaitu berdampingan dengan wakil bupati dan sekretaris daerah (sekda).

Ia pun akan membagi proporsi kepemimpinan sebesar 60 persen untuk dirinya (bupati) dan 40 persen untuk wakil bupati. Konsep trisula itu juga untuk menepis anggapan, setelah enam bulan menjabat, hubungan bupati dan wakil bupati tidak harmonis lagi. ”Keuntungan saya, visi dan misi dibuat bersama dengan wakil bupati,” ujarnya.

Enthus dalam menjalankan pemerintahannya nanti juga bertekad tidak akan menerima komisi proyek. Dia akan menjalankan beberapa program unggulan, antara lain menyalurkan dana minimal Rp 500 juta per desa bagi 281 desa dan 6 kelurahan di kabupaten itu. Untuk efisiensi biaya, dia berjanji hanya akan menggunakan mobil dinas Toyota Kijang Innova.

Bagi Enthus, Kabupaten Tegal memiliki potensi yang besar, terutama di sektor pertanian, industri, perdagangan, dan pariwisata. Prioritas pembangunan pun akan diarahkan pada pengembangan empat sektor itu.

Tetap mendalang
Di tengah tanggung jawabnya sebagai kepala daerah nanti, Enthus akan tetap mendalang dan mengembangkan kreativitasnya dengan membuat jenis wayang-wayang baru, seperti yang pernah dilakukannya dengan membuat wayang rai wong (wayang berwajah orang) dan wayang santri. ”Saya akan menjadi dalang tunggu (Sabtu dan Minggu),” ujarnya.

Dia akan meluangkan waktu pada hari Sabtu dan Minggu untuk mementaskan wayang. Enthus pun tidak akan membedakan pemberi order mendalang, baik swasta, pemerintah daerah, maupun masyarakat. (wie)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com