Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jarak dan Usia Tak Halangi Warga Ikuti Laku "Mubeng Beteng" di Yogyakarta

Kompas.com - 05/11/2013, 05:33 WIB
Kontributor Yogyakarta, Wijaya Kusuma

Penulis

YOGYAKARTA, KOMPAS.com — Bagi mereka yang mengikuti "Tapa Bisu Lampah Mubeng Benteng Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat", Selasa (5/11/2013) dini hari, jarak dan usia bukanlah kendala. Terlihat di antara peserta ritual, para priayi sepuh yang tak semuanya berasal dari Yogyakarta.

Salah satu di antara peserta berusia cukup lanjut adalah Gusaeri (55), warga Pager, Kaliwungu, Kendal, Jawa Tengah. Bersama ribuan orang, dia mengelilingi keraton, menempuh jarah sekitar 6 kilometer.

"Saya berangkat tadi pagi dari Semarang. Jauh, tapi sudah niat saya untuk ikut mubeng beteng," ujar Gusaeri saat ditemui di Bangsal Pancaniti, Keben Keraton Yogyakarta, Selasa malam. Dia berangkat bersama tiga teman menumpang bus umum. Gusaeri mengaku tiap tahun mengikuti ritual ini.

"Setiap tahun saya pasti ikut. Ini tradisi yang harus dilestarikan. Selain itu, ada banyak makna dari prosesi mubeng beteng yang dapat membuat manusia menjadi bijaksana dan dekat dengan Sang Pencipta," tutur dia.

Pernyataan serupa disampaikan Samini (54), warga Ngablak, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Dia mengikuti tradisi ini bersama seluruh anggota keluarganya. Lewat tradisi ini, dia meminta keselamatan dan berkah Sang Pencipta lewat laku prihatin yang disimbolkan.

Meski tak muda lagi, Samini yang tinggal di kawasan Gunung Merbabu ini yakin mampu berjalan sampai akhir. "Saya ke sini bersama anak dan cucu. Saya yakin kuat berjalan. Namanya prihatin mana ada yang enak. Tetap harus ada perjuangannya dan tidak boleh mengeluh," ucap dia sebelum ritual dimulai.

Samini mengatakan, dalam kepercayaan tradisional orang Jawa, apa pun yang diinginkan dalam hidup harus didapatkan melalui kerja keras dan laku prihatin. Dia pun mengatakan, tradisi ini merupakan salah satu simbol dari laku prihatin tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com