Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Makam Tahanan di Baubau Dibongkar untuk Otopsi

Kompas.com - 03/11/2013, 19:25 WIB
Kontributor Kendari, Kiki Andi Pati

Penulis


KENDARI, KOMPAS.com - Sebanyak tujuh orang dokter dilibatkan dalam melakukan otopsi jenazah Aslin Zalim (32), tahanan yang tewas di Polres Baubau di makam almarhum, Minggu (3/11/2013). Tim dokter tersebut mengambil sejumlah organ tubuh almarhum untuk kepentingan otopsi tersebut.

Untuk menjaga hasilnya agar independen, dokter yang melakukan otopsi sebagian diambil dari luar Polri. Mereka adalah tiga dokter ahli forensik Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar, yakni dr Denny Mathius, dr Annisa Anwar dan dr C William Sialana. Lalu dokter dari pihak keluarga yakni dr Hasmuddin, dr Yamin dan dr Zamri Amin. Sementara dokter yang didatangkan dari Polda Sultra adalah dr Hari.

"Dokternya yang independen. Dalam pelaksanaannya didampingi oleh dokter dari pihak keluarga dan satu dokter dari Polda Sultra," jelas Direktur Reserse dan Kriminal Umum Polda Sultra, Kombes Pol Listyo Sigit Prabowo di lokasi otopsi, Minggu.

Untuk hasilnya, lanjut Listyo, pihaknya akan tetap menunggu tanpa harus mengganggu proses penyelidikan terhadap para anggota yang saat ini tengah diperiksa di Mapolda Sultra. Jika memang hasilnya sudah ada, maka pihaknya akan langsung menyampaikannya secara tertulis ke Polda. Dari Polda selanjutnya akan disampaikan kepada pihak keluarga dan wartawan.

Di tempat yang sama, Ketua Tim Dokter Forensik, dr Denny Mathius, menjelaskan bahwa otopsi terhadap jenazah telah dilakukan. Otopsi memakan waktu kurang lebih tiga jam dari pukul 13.30 - 16.30 Wita. Dari otopsi tersebut, pihaknya telah mengambil beberapa sampel dari beberapa organ tubuh almarhum. Sampel tersebut akan diperiksa dengan mikroskop untuk memastikan apakah almarhum keracunan ataukah mengalami tindak kekerasan.

"Kami belum bisa memastikan tahu penyebab tewasnya korban, karena kita masih harus lanjutkan pemeriksaan ke laboratorium. Hasilnya antara 2 minggu sampai 1 bulan karena kita harus periksa dengan teliti, hati-hati, hingga hasilnya bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Hanya, kami tidak bisa memberitahukan sampel apa saja yang diambil," singkatnya.

Pihak keluarga yang diwakili Joni Munadi Awal menginginkan agar persoalan ini dapat diselesaikan hingga tuntas, adil dan jujur. Dari otopsi ini, pihak keluarga diharapkan dapat memperoleh titik terang penyebab tewasnya Aslin Zalim. Hasil otopsi ini juga nantinya akan membantu pihak kepolisian dalam mengungkap misteri kematian pria ini.

Sebagai perwakilan keluarga, Joni meminta kepada seluruh elemen masyarakat dan mahasiswa yang beberapa hari terakhir melakukan aksi unjuk rasa sebagai wujud solidaritas, agar sama-sama bisa bersabar hingga hasil otopsi dikeluarkan. Pihaknya juga meminta kepada seluruh elemen agar dapat memberikan kepercayaan kepada pihak Polda yang telah serius menangani persoalan ini.

"Mulai hari ini (kemarin, red) gejolak-gejolak kita redam dulu sambil menunggu hasil otopsi. Kita percayakan kepada pihak Polda yang telah memanggil ahli forensik dari kedokteran Unhas sambil kita memantau hasilnya secara bersama-sama," jelasnya.

Proses pembongkaran makam Aslin disaksikan ratusan warga. Sebagian dari mereka adalah keluarga Aslin dan mahasiswa. Aparat keamanan yang berjaga-jaga berasal dari Polres Baubau dan anggota Kodim 1413 Buton.

Kapolres Baubau, AKBP Joko Krisdiyanto mengatakan, otopsi jenazah korban bertujuan untuk kepentingan proses hukum. “Untuk mencari tahu penyebab pasti kematian korban, sehingga keluarga dan masyarakat tidak menuduh polisi telah melakukan kekerasan terhadap korban. Awalnya sebelum dimakamkan, kami pernah meminta kepada keluarga agar dilakukan otopsi, tapi pihaknya keluarga menolak,” jelasnya dihubungi, Minggu (3/11/2013) malam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com