Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dilarang MUI, Karapan Sapi Kekerasan Tetap Digelar

Kompas.com - 01/11/2013, 15:59 WIB
Kontributor Pamekasan, Taufiqurrahman

Penulis


PAMEKASAN, KOMPAS.com - Majelis Ulama Indonesia (MUI) se-Madura bersepakat mengeluarkan fatwa haram terhadap karapan sapi dengan menggunakan kekerasan (rekeng). Namun para pemilik sapi karapan (pangerap) di seluruh Madura tidak mengindahkannya.

Karapan sapi Piala Presiden yang dirubah dengan Piala Gubernur Jawa Timur tahun ini dengan menggunakan pola rekeng tetap akan digelar. Tercatat 24 pasang sapi yang akan mengikuti kegiatan yang digelar di Stadion R Soenarto Hadiwijoyo, Pamekasan, pada 3 November 2013.

Suparto, ketua panitia karapan sapi Piala Gubernur Jawa Timur pola kekerasan mengatakan, walaupun ada fatwa haran dari MUI, karapan sapi akan tetap digelar. Menurut dia, MUI perlu mengkaji adanya unsur kekerasan yang dimaksud dalam karapan sapi.

"Yang dilukai itu hanya pada saat dikerap saja, tetapi di luar itu kita rawat sapi itu melebihi dari merawat diri sendiri," terang Suparto, Jumat (1/11/2013).

Dijelaskan Suparto, perawatan terhadap sapi menjelang karapan sapi paling akbar tahun ini, semua pangerap harus mengeluarkan uang yang jumlahnya ratusan juta. Uang itu digunakan untuk perawatan sapi agar ketika diadu di lintasan bisa kencang larinya.

"Jamunya saja habisnya berapa yang dikeluarkan pangerap. Belum lagi biaya lainnya untuk perawatan," imbuh Suparto.

Kalau fatwa haram MUI soal karapan sapi diterapkan, seharusnya olahraga lainnya seperti tinju juga diharamkan. Sebab itu lebih kejam daripada karapan sapi. Selain itu, resiko kematian lebih besar olahraga tinju daripada karapan sapi.

"Belum ada ceritanya sapi karapan mati ketika diadu. Kalaupun sudah tidak layak untuk dibuat sapi karapan, sapi tersebut masih bisa diternak diambil keturunannya atau dipotong dan dimakan dagingnya," ungkap Suparto.

Sementara itu karapan sapi yang didukung oleh MUI se-Madura, yaitu pola tanpa kekerasan, akan digelar di Kabupaten Bangkalan pada 3 November mendatang. Namun jumlah pesertanya lebih sedikit yakni 16 pasang. Pada ajang ini, setiap bupati di Madura diminta mengirim empat pasang sapi untuk dilombakan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com