Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Buka Celana di Rapat Warga, Janu Dilarikan ke RS

Kompas.com - 31/10/2013, 21:22 WIB
Kontributor Timor Barat, Sigiranus Marutho Bere

Penulis

KEFAMENANU, KOMPAS.com - Janu Bifel (30), pemuda asal Desa Bijaepasu, Kecamatan Miomafo Tengah, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Nusa Tenggara Timur, harus menjalani perawatan intensif di Unit Gawat Darurat (UGD) Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kefamenanu. Dia terluka akibat peganiayaan yang diduga dilakukan oleh anggota polisi berinisial YS, yang bertugas di Pospol Bijaepasu.

Informasi yang dihimpun Kompas.com, Kamis (31/10/2013) menyebutkan, korban dianiaya sekitar pukul 16.00 Wita di salah satu rumah warga. Kejadian itu berawal ketika Janu yang dalam kondisi mabuk, mendatangi rumah salah satu warga yang sedang mengurus masalah kehamilan. Dalam rumah tersebut berkumpul puluhan warga dan sejumlah polisi, termasuk YS.

Janu yang sedang mabuk berat itu kemudian membuat keributan dan mengancam akan membuka celananya sendiri. YS pun kemudian menegur Janu, namun teguran itu tidak dihiraukan. Karena emosi, YS kemudian langsung menghajar Janu hingga terluka di bagian kepala dan tangan. Karena luka di kepala cukup parah, akhir Janu pingsan. Dibantu warga, Janu dibawa ke RSUD Kefamenanu untuk menjalani perawatan medis.

Salah seorang anggota polisi yang enggan namanya ditulis mengatakan, Janu bukan dipukul, tetapi hanya didorong oleh YS hingga jatuh dan kepalanya membentur batu. "Tadi waktu kita selesaikan masalah salah satu warga yang menghamili warga lainnya, tiba-tiba datang Janu yang dalam kondisi mabuk sopi, kemudian dengan suara keras mengancam akan buka celana kalau masalah ini tidak diselesaikan dengan cepat,” kata sang polisi.

Ucapan Janu itu sama sekali tak dihiraukan karena yang bersangkutan sedang mabuk. Namun tiba-tiba Janu buka celana hingga yang dikenakannya hanya celana dalam. Para ibu yang melihat itu langsung lari berhamburan keluar.

"Anggota polisi, YS lalu menegur dan mendorong Janu hingga jatuh dan kepalanya membentur batu dan terluka,” jelasnya.

Kapolres TTU, AKBP I Gede Mega Suparwitha yang dihubungi terpisah mengatakan masih mendalami kasus tersebut karena terdapat dua versi, yakni terluka akibat jatuh saat diamankan polisi, dan versi lainnya Janu terluka karena dianiaya polisi.

“Saya masih dalami karena ada yang bilang bukan dianiaya, tapi kecelakaan saat diamankan. Di pertemuan, yang bersangkutan masuk dalam keadaan mabuk miras, kemudian dihambat oleh polisi dan ternyata dia jatuh kena batu. Saya masih dalami, mana yang benar,” jelas Suparwitha.

Sementara itu ibu kandung Janu, Getrudis mengaku tidak mengetahui persis kejadian tersebut karena saat itu dia dan suaminya sedang berada di kebun. "Sampai sekarang kami tidak tahu kalau anak kami ini terluka karena apa,” katanya singkat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com