Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kaltim Juga Kehabisan Buku Nikah

Kompas.com - 31/10/2013, 19:19 WIB
Kontributor Samarinda, Yovanda Noni

Penulis


SAMARINDA, KOMPAS.com — Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) ternyata juga mengalami masalah yang sama dengan beberapa kota di Indonesia terkait kurangnya pasokan buku nikah.

Kekurangan tersebut sudah dirasakan sejak beberapa bulan lalu sehingga untuk beberapa kota dan kabupaten yang stok buku nikahnya habis sama sekali harus bersabar.

Plh Kakanwil Kabid Pekapontren dan Penamas Pemprov Kaltim, Elbadiansyah, mengatakan, masalah utama kurangnya stok persediaan buku nikah ialah karena pendistribusian yang tersendat. Selain itu, pencetakannya pun terbatas sehingga pemesanan buku tersebut dibatasi.

"Segala keperluan buku nikah merupakan wewenang Kemenag pusat. Diketahui masalah kekosongan tersebut karena distribusi dan cetakan yang terbatas sehingga pasangan nikah yang belum mendapat buku nikah hanya diberi surat keterangan, dan buku nikah menyusul," terang Elbadiansyah, Kamis (31/10/2013).

Sementara itu, Kepala Seksi Kepenghuluan dan Pemberdayaan KUA Kantor Wilayah Kemenag Provinsi Kaltim Johan Marpaung mengatakan, stok persediaan buku nikah di Kemenag Kaltim sudah habis sejak lama. Semua sudah dibagikan ke semua kota dan kabupaten se-Kaltim.

Meski demikian, ternyata ada kabupaten dan kota yang juga tidak memiliki persediaan buku nikah, antara lain, Samarinda, Berau, Kutai Timur, Penajam Paser Utara (PPU), dan Paser. Sementara yang masih memiliki banyak persediaan hanya Bontang dan Balikpapan. Persediaan buku nikah di sejumlah kabupaten dan kota lainnya menipis.

"Jumlah buku nikah yang dikirim dari pusat sesuai dengan jumlah pesanan dari kita. Berapa pun yang dipesan pasti dikirim. Belakangan, ada masalah pada pendistribusian dan pencetakan yang agak terbatas sehingga Kaltim pun merasakan imbasnya," terangnya.

Meskipun demikian, Johan memastikan, pada bulan Desember, semua kekosongan dan kekurangan yang ada sudah bisa diatasi. Sebab, pihaknya telah melakukan pemesanan buku nikah sebanyak 3.000 buku dan akan diambil langsung oleh Johan ke Jakarta.

"Senin ini saya sudah bertolak ke Jakarta terkait urusan buku nikah. Mudah-mudahan bulan Desember semua masalah sudah bisa teratasi. Semua pasangan yang belum mendapat buku, mohon sebentar," harapnya.

Di tempat yang berbeda, Staf Abimas Islam Kota Samarinda Johansyah mengatakan hal yang sama. Karena stok buku nikah sudah habis, sekitar seratus pasangan nikah belum mendapat buku nikah.

"Kami sudah menginstruksikan setiap KUA agar memberi penjelasan kepada masing-masing pasangan bahwa pernikahan mereka telah teregister baik secara agama maupun di mata hukum meskipun belum diberi akta nikah. Selama bukunya masih belum ada, semua pasangan diberi surat keterangan nikah dulu," jelasnya.

Selain itu, pihaknya juga menginstruksikan pada setiap KUA di Samarinda bahwa kutipan akta nikah akan diberikan menyusul. “Yang penting pernikahan itu sah dulu. Sah di mata agama dan sah di mata negara. Meski bukunya menyusul, yang penting diberikan surat keterangan sah menjadi pasangan suami istri," tutupnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com