Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

TPS Hanya di 2 Kampus, Mahasiswa DIY Protes KPU

Kompas.com - 30/10/2013, 16:54 WIB
Kontributor Yogyakarta, Wijaya Kusuma

Penulis


YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Mahasiswa Peduli Demokrasi hari ini Rabu (30/10/2013) mendatangi kantor Komisi Pemilihan Umum DIY di Jalan Ipda Tut Harsono 47, Yogyakarta. Mereka mendesak KPU mendata ulang mahasiswa dari luar daerah agar dapat memilih di DIY dan pemerataan Tempat Pemilihan Suara (TPS) di kampus-kampus.

Koordinator aksi Mahasiswa Peduli Demokrasi, Nawawi S Imam mengatakan, pemilihan umum merupakan perwujudan kedaulatan rakyat guna menghasilkan pemerintahan yang demokratis. Setiap warga negara mempunyai hak untuk memilih, namun demikian banyak mahasiswa luar daerah yang kuliah di DIY, tidak terdata dan masuk Daftar Pemilih Tetap (DPT).

"Ada 18 ribu mahasiswa luar daerah yang tinggal di DIY tidak terdata sebagai DPT. Itu menjadi bukti kurang meratanya pendataan yang dilakukan oleh KPU. Kami menuntut hak sebagai warga negara," tegas Nawawi S Imam, Rabu (30/10/2013) sore.

Selain banyaknya mahasiswa yang tidak terdata sebagai pemilih, lanjutnya, penempatan lokasi TPS juga tidak merata. Di DIY hanya ada di dua kampus negeri, yakni Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta dan Universitas Negeri Yogyakarta (UNY).

"Kampus-kampus di DIY ada banyak, kenapa hanya dua kampus yang didirikan TPS. Jika alasannya jumlah mahasiswa luar daerah, kampus yang lain juga banyak mahasiswa luar daerahnya. Ini sudah bentuk diskriminasi, TPS khusus harus dihapuskan," tandasnya.

Di depan Ketua KPU DIY, Hamdan Kurniawan, pendemo juga menyampaikan beberapa tuntutan, antara lain menuntut agar KPU mendata ulang mahasiswa dari luar daerah yang kuliah di DIY. Memberikan hak yang sama kepada setiap mahasiswa atau kampus dan sosialisasi pemilu secara merata dan profesional.

Setelah menemui ketua KPU DIY dan menyampaikan tuntutanya, puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Mahasiswa Peduli Demokrasi (MPD) lalu membakar kotak suara di depan kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU). Pembakaran kotak suara yang terbuat dari kardus ini melambangkan matinya demokrasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com