Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jaga Hutan, Profauna Akan Bentuk "Ranger" Swasta

Kompas.com - 29/10/2013, 17:43 WIB
Kontributor Malang, Yatimul Ainun

Penulis


MALANG, KOMPAS.com - Untuk menjaga kelestarian hutan di seluruh Indonesia, Profauna Indonesia akan membentuk ranger (polisi hutan) swasta. Profauna menilai, selama ini, pemerintah kurang peduli terhadap kelestarian hutan yang ada di Indonesia.

Rosek Nursahid, Ketua Profauna Indonesia, Selasa (29/10/2013) menjelaskan, langkah tersebut adalah terobosan baru yang dilakukan oleh Profauna Indonesia. "Penjagaan hutan selama ini, yang dilakukan pemerintah, masih terlihat lemah," katanya.

Menurutnya, ranger swasta ini terdiri dari para relawan yang dipilih melalui seleksi. Menurutnya, untuk menjadi relawan ranger swasta, ada beberapa keahlian yang harus dimiliki. Di antaranya, harus bisa hidup di alam bebas. Memiliki kemampuan bela diri yang baik.

"Serta ahli dalam navigasi alam serta mampu mengindentifikasi spesies yang ada di hutan tersebut," katanya. Persyaratan keahlian tadi penting karena para ranger akan lama tinggal di hutan.

Sebagai pilot project, lanjut Rosek, ranger swasta ini akan diujicoba berjaga di hutan dan cagar budaya yang ada di Jawa Timur, seperti di Bromo Tengger Semeru, Alas Purwo dan Alas Ijen. "Selain di Jawa Timur, kita akan melakukan pengawasan beberapa hutan di Kalimantan," akunya.

Rosek mengaku prihatin hutan yang ada di Jawa Timur kondisinya sudah kritis akibat pembukaan lahan dan penebangan kayu secara ilegal.

Selama ini, beber Rosek, kondisi polisi hutan atau penjaga hutan, masih kurang maksimal dalam menjaga hutan. Hal itu terbukti dari fakta yang ditemukan oleh Prafauna Indoensia, yakni penebangan secara liar.

"Banyak hutan yang tak dijaga secara maksimal oleh polisi hutan. Akhirnya, pencurian kayu liar bisa terjadi kapan saja. Ada sistem penjagaan hutan yang salah dari pemerintah," tegasnya.

"Kasus terakhir yang cukup memprihatinkan, saat aktor Hollywood, Harrison Ford, mengkritik hutan yang berada di Sulawesi kondisinya sudah tidak terawat," lanjut Rosek.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com