Ratusan rumah di tiga desa tersebut roboh, khususnya rumah yang terbuat dari kayu karena tersapu angin kencang dan tertimpa pepohonan. Nur Hasan, warga Desa Banyubunih kepada Kompas.com menuturkan, kejadian itu diawali dengan hujan deras dengan kondisi mendung tebal berwarna hitam pekat.
Selang beberapa menit kemudian datang angin kencang dan langsung merobohkan pepohonan dan rumah-rumah penduduk. “Tiang listik dan kabel listrik yang di jalan dan yang ke rumah-rumah warga semuanya tertimpa pohon,” kata Nur Hasan.
Kondisi rumah paling parah dialami Muhammad Da’e di Dusun Tobebeng, Desa Banyubunih. Rumahnya rata dengan tanah. Beruntung pemilik rumah berhasil melarikan diri sebelum rumahnya ambruk.
Satu korban bernama Madani (35) mengalami patah tangan karena tertimpa pohon. Madani langsung dibawa ke Puskesmas setempat untuk dilakukan perawatan.
Saat berita ini ditulis, warga masih membersihkan rumahnya masing-masing setelah hujan reda. Belum ada bantuan yang datang dari Pemerintah Kabupaten Bangkalan. Akses jalan menuju tiga desa itu mengalami hambatan karena banyaknya pepohonan yang tumbang ke badan jalan.
“Warga masih berusaha memotong kayu yang jatuh ke rumah warga dan yang menghalangi jalan,” ungkap Nur Hasan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.