Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemuda Perbatasan Susuri Jejak Konfrontasi Indonesia-Malaysia

Kompas.com - 26/10/2013, 09:02 WIB
Kontributor Nunukan, Sukoco

Penulis


NUNUKAN, KOMPAS.com — Ratusan pemuda di wilayah perbatasan Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, pagi ini kembali menyusuri jejak sejarah konfrontasi Indonesia dengan Malaysia. Sebanyak 131 tim, masing-masing terdiri dari lima orang, mengikuti Napak Tilas Dwikora yang diselenggarakan radio lokal Swara Tribun Indonesia dalam memperingati peringatan Hari Sumpah Pemuda.

Ketua Panitia, Sudirman, mengatakan, semua peserta akan menyusuri jalur Kompi X KKO TNI AL dalam menjaga wilayah perbatasan saat konfrontasi dengan Malaysia dengan jarak tempuh 15 kilometer.

“Jalur yang kita pilih adalah jalur Kompi X saat KKO TNI AL berada di Nunukan untuk menjaga wilayah negara Indonesia. Ini baru sebagian jalur karena jalur konfrontasi ada juga di Pulau Sebatik dan Seimenggaris, bahkan di Krayan,” ujar Sudirman.

Sementara itu, Manajer Radio Swara Tribun Indonesia, Niko Ruru, mengatakan, Napak Tilas Dwikora merupakan langkah media radio Swara Tribun Indonesia untuk mengajak masyarakat Nunukan mengingat bahwa di Nunukan pernah ada pertempuran.

“Bukti riilnya adanya makam pahlawan Jaya Sakti dan Tugu Dwikora. Masyarakat Nunukan banyak yang enggak ngerti siapa yang dikubur di taman makam pahlawan,” ujar Niko Ruru.

Selain menggelar napak tilas, radio Swara Tribun Indonesia juga menyiarkan pembacaan narasi kisah pengalaman pasukan KKO yang bertugas saat konfrontasi terjadi yang termuat di buku Kompi X Di Rimba Siglayan: Konfrontasi dengan Malaysia tulisan Supoduto Citra Wijaya.

“Dengan format bercerita, kita harapkan masyarakat Nunukan bisa lebih mengerti sejarah Kota Nunukan sendiri,” tambahnya.

Peserta Napak Tilas Dwikora berangkat dari makam pahlawan Jaya Sakti dan mengakhirinya di Tugu Dwikora. Melalui acara Napak Tilas Dwikora, diharapkan semangat nasionalisme pemuda perbatasan tetap terjaga.

“Meskipun kita hampir 90 persen kebutuhan hidup warga perbatasan di Nunukan bergantung kepada Malaysia, tetapi rasa nasionalisme itu harus tetap terjaga di dada,” ujar Sudirman.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com