Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kirab Pernikahan Agung Disambut Meriah

Kompas.com - 23/10/2013, 20:22 WIB

YOGYAKARTA, KOMPAS.com — Prosesi kirab pernikahan agung Keraton Yogyakarta, Gusti Kanjeng Ratu Hayu dengan Kanjeng Pangeran Haryo Notonegoro, berlangsung megah dan meriah, Rabu (23/10/2013). Ribuan warga Daerah Istimewa Yogyakarta memadati sepanjang jalan rute kirab dari keraton menuju Bangsal Kepatihan di Jalan Malioboro, tempat dilangsungkannya resepsi pernikahan.

Sebanyak 12 kereta kuda keraton dikerahkan dalam kirab yang mengantarkan mempelai dan Raja Keraton Yogyakarta Sultan Hamengku Buwono (HB) X dan Permaisuri Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Hemas. Turut dalam kirab keluarga besar keraton dan Paku Alam IX dari Pura Pakualaman. Tradisi kirab ini merupakan peninggalan Sultan HB VII.

Kereta-kereta ini total ditarik 68 kuda pilihan. Kirab ini dikawal 360 prajurit keraton dari berbagai kesatuan.

GKR Hayu dan KPH Notonegoro yang sudah resmi menikah kemarin mengendarai kereta Kiai Jongwiyat, kereta khusus untuk pengantin. Kereta ini merupakan kereta terbuka tanpa atap. Sementara Sultan HB X dan GKR Hemas mengendarai kereta Kiai Wimana Putra.

GKR Hayu dan KPH Notonegoro terlihat bahagia. Mereka semringah dan selalu menebar senyum lebar kepada warga yang menyaksikan prosesi kirab. Keduanya juga melambaikan tangan kepada warga. Sebaliknya, warga juga menyambut antusias ketika kereta mempelai melintas. Di sepanjang jalan, ribuan warga melambaikan tangan sambil menyebut nama GKR Hayu. Mereka rela berdesak-desakan dan berpanas-panasan di sepanjang rute perjalanan.

Sementara itu, aparat kepolisian dan TNI harus bekerja keras menjadi pagar betis agar warga tidak merangsek menyempitkan jalan.

Kirab dimulai tepat pukul 09.00, saat kereta Jongwiyat yang ditumpangi kedua mempelai meninggalkan Keben Keraton Yogyakarta. Narisa (34), warga Sleman, mengatakan lega bisa menyaksikan iring-iringan kirab pernikahan agung keraton meskipun harus berpanas-panasan dan berdesak-desakan. ”Tadi dari rumah agak telat, berangkat pukul 07.30, jadinya tidak dapat tempat di depan. Hanya bisa lihat wajah putri Sultan, tetapi sudah cukup senang,” ujarnya.

Pesta rakyat

Bersamaan dengan pelaksanaan kirab, komunitas pedagang Malioboro ikut berpartisipasi menggelar pesta rakyat dengan menyediakan setidaknya 50 angkringan. Minuman dan makanan angkringan ini disediakan gratis bagi warga yang menyaksikan kirab.

”Kami masing-masing iuran Rp 10.000 untuk pesta rakyat ini,” kata Sri Martini (60), pedagang kaki lima Malioboro.

Menyambut prosesi kirab ini, para pedagang kaki lima dan komunitas parkir di Malioboro libur.

Menu angkringan yang disediakan langsung amblas hanya dalam hitungan kurang dari satu jam. Warga berebut mengambil es teh, teh hangat, atau jahe hangat yang dibungkus plastik.

Menurut Mbah Toto, penjual angkringan, hanya dalam setengah jam puluhan nasi kucing dan aneka gorengan ludes. Mbah Toto menyiapkan angkringannya sejak pukul 06.00. (Aloysius B Kurniawan/P Raditya Mahendra Yasa)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com