Sebagian warga bahkan mengumpulkan iuran Rp 10.000 per orang untuk menggelar pesta rakyat menyambut perhelatan besar itu.
Rencananya, mereka menggelar pesta rakyat di kawasan Malioboro dengan menyediakan 5.000 jajanan pasar, 5.000 nasi bungkus, dan 50 angkringan pada Rabu (23/10/2013), berbarengan dengan prosesi kirab mempelai dari Keraton ke Bangsal Kepatihan, pukul 08.00-10.00 WIB.
"Ada yang iuran Rp 10.000. Ada juga ibu-ibu yang masak (nasi bungkus) sendiri," ucap Ketua Lembaga Pemberdayaan Komunitas Malioboro Rudiarto, Senin (21/10/2013).
Rudiarto mengatakan, jajanan pasar dan aneka makanan itu akan ditata berjajar di sepanjang Jalan Malioboro yang dilalui rute Kirab Pernikahan Agung. Nantinya warga yang menyaksikan kirab bisa menikmati berbagai makanan tradisional itu secara gratis.
Oleh karena itu, para PKL dan pengelola parkir di lokasi kirab akan meliburkan diri untuk sementara. Dengan demikian, ada ruang yang lebih luas untuk menggelar pesta rakyat Yogyakarta itu.
Menurut Rudiarto, ini adalah pesta rakyat kedua yang diselenggarakan masyarakat Malioboro. Dulu, pada 2011, saat pernikahan GKR Bendara dengan KPH Yudanegara, warga juga menggelar pesta rakyat serupa.
"Kami wong cilik kalau mau nyumbang Raja, nilainya pasti tidak seberapa. Makanya kami menggelar pesta rakyat ini sebagai wujud mangayu bagya (ikut berbahagia)," tutur Rudi. (Ekasanti Anugraheni)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.