Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 17/10/2013, 14:58 WIB
Kontributor Surakarta, M Wismabrata

Penulis

SOLO, KOMPAS.com — Fahri Hamzah, anggota tim pengawas Century DPR RI, dari Fraksi PKS, menemui ratusan pendemo yang menolak kedatangan Fahri dan rekan-rekan dari timwas Century di Pengadilan Negeri Solo, Kamis (17/10/2013).

Setelah sebelumnya melakukan pertemuan dengan Ketua PN Solo Herman Hutapea dan jajarannya, Fahri menjelaskan maksud kedatangan timwas ke PN Solo. Fahri terpaksa berdialog dengan pendemo dari atas mobil patroli polisi  menggunakan pengeras suara.

Sementara itu, para pendemo berada di luar pagar gedung PN. Massa sempat menghujat Fahri yang tidak mau menemui langsung para pendemo dan memilih berbicara melalui pengeras suara dalam pengawalan ketat polisi.

Politisi PKS tersebut berdalih efisiensi dialog pertimbangan dirinya tidak bisa bertatap muka dan berdialog secara langsung. "Temen-temen, saya sebenarnya tidak biasa pidato di sini, saya ini juga demonstran, saya seharusnya pidato di tengah-tengah Saudara, tapi karena saya diminta seperti ini, untuk efektivitas dialog, maka saya bicara di sini," kilah Fahri di depan ratusan pendemo di PN Solo.

Pidato Fahri pun disambut ajakan pendemo untuk tetap turun dari mobil patroli. Fahri lalu menjelaskan, kedatangan di PN tidak merupakan intervensi terhadap kasus Century yang sudah merugikan negara hingga Rp 6,7 triliun tersebut.

Timwas juga mendapat mandat untuk mengawal kasus Century hingga tuntas termasuk pengembalian aset. "Yang kami lakukan di PN tidak ada hubungannya dengan intervensi pengadilan, kita hanya menanyakan bagaimana proses kelanjutan yang terjadi," kata Fahri.

Penjelasan tersebut langsung disambut teriakan dari pendemo. "Jangan asal ngomong, aturan mana yang mengatur DPR mendatangi pengadilan? ini lembaga yudikatif Pak," teriak Wahyu Baskoro, penasihat hukum AMPS menimpali pidato Fahri.

Di tengah penjagaan ketat aparat, pendemo justru mencurigai pertemuan tertutup yang dilakukan timwas dengan PN. "Anda hanya menjelaskan tugas anda di sini, namun tidak menjelaskan isi pembicaraan di dalam saat rapat, jadi anda ngapusi," kata Angga salah satu peserta aksi dan disambut teriakan peserta aksi yang lain.

Perdebatan akhirnya selesai setelah Fahri berjanji mengundang peserta aksi untuk datang pada rapat pembahasan kasus Century di Gedung DPR RI di Jakarta dalam waktu dekat ini. Namun, hal tersebut pun masih ditanggapi pesimistis oleh Wahyu Baskoro, penasihat hukum AMPS.

"Kita melihat pertemuan tertutup yang baru saja dilakukan anggota dewan sangat merugikan masyarakat, kita mempertanyakan hal tersebut," kata Wahyu Baskoro.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com