"Kami bersiaga untuk memantau kondisi gelombang untuk antisipasi hal yang tidak diinginkan," kata Kepala Pos SAR Sukabumi, Basarnas, Zaenal Arifin kepada Antara, Sabtu (12/10/2013).
Menurut Zaenal, pihaknya sudah menugaskan anggotanya untuk memonitor di setiap titik pantai, jika kondisi gelombang terus meninggi dan air laut mencapai pemukiman warga pesisir, maka segera laporkan untuk ditindaklanjuti.
Ia mengatakan, jika kondisi air pasang sudah melebihi ambang batas, maka pihaknya akan langsung melakukan operasi SAR yang salah satunya mengevakuasi warga untuk meminimalisasi dampak dari bencana yang disebabkan oleh gelombang pasang.
Selain itu, pihaknya juga sudah menerima laporan bahwa ada ratusan warung yang berada di bibir pantai rusak akibat diterjang gelombang pasang. Namun pada peristiwa tersebut, tidak ada korban jiwa karena saat kejadian warung itu sedang tidak dihuni oleh pemiliknya.
"Kami terus memonitor kondisi gelombang pasang untuk antisipasi hal yang tidak diinginkan, juga menyiagakan anggota, khawatir akibat gelombang pasang tersebut menyebabkan terjadinya bencana seperti banjir dan lain-lain," tambahnya.
Sementara itu, Kepala Humas dan Infokom Badan Penyelamat Wisata Tirta Kabupaten Sukabumi, Dede Sumarna mengatakan bahwa informasinya sampai saat ini sudah ada sekitar 120 warung yang rusak akibat gelombang pasang, tapi tidak ada informasi jatuhnya korban.
"Kami juga mengimbau kepada wisatawan yang datang ke Palabuhanratu agar tidak berenang karena kondisi gelombang tinggi yang bisa menyebabkan kecelakaan laut," kata Dede.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.