Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kecurangan di Pilkada Mimika Kasat Mata

Kompas.com - 11/10/2013, 07:10 WIB
Kontributor Kompas TV, Alfian Kartono

Penulis

TIMIKA, KOMPAS.com – Pelaksanaan pemungutan suara pemilihan kepala daerah (pilkada) Kabupaten Mimika dilaksanakan secara serentak di 568 tempat pemungutan suara (TPS) yang tersebar di 15 Distrik di Kabupaten Mimika, Kamis (10/10/2013) kemarin.

Pemungutan suara untuk menentukan Bupati Mimika periode 2013-2018 berlangsung aman, meski hampir di semua TPS di Kota Timika terjadi kecurangan yang kasat mata.

Dari pantauan Kompas.com di sejumlah TPS di Kabupaten Mimika, hampir semua warga yang memiliki hak pilih mengeluh tidak mendapatkan surat undangan dari KPPS setempat dan tidak mengetahui lokasi TPS untuk memilih.

Jack, salah seorang warga Jalan Serikaya, Satuan Pemukiman 2 (SP-2) Timika, pada Rabu (9/10/2013) mengaku sempat menanyakan surat undangan kepada ketua RT dan dijawab untuk langsung datang ke TPS 14 dan menunjukkan Kartu Tanda Penduduk (KTP).

Namun pada saat pelaksanaan pemungutan suara di TPS, Jack sangat kaget karena melihat orang-orang yang tidak dikenalnya justru memiliki surat undangan. “Tidak tahu orang-orang dari mana, mereka datang ke TPS justru membawa surat undangan, sementara kita yang sudah lama menetap disini tidak mendapat surat undangan,” ungkap Jack.

Pada saat pelaksanaan pemungutan suara berlangsung, Jack mengaku sempat melihat seorang yang tidak dikenalnya mencoba membujuk Ketua KPPS TPS 14 untuk memilih salah satu pasangan calon dengan memperlihatkan uang tunai sebesar Rp 50 juta.

“Tapi dia langsung mundur setelah kami meminta orang tersebut melapor kepada seorang anggota Polisi yang berjaga di TPS 14,” jelasnya.

Lain lagi pengakuan Simon dari TPS 01 Cargo Dock, di Pelabuhan Amamapare, di mana banyak pemilih tidak dapat menggunakan haknya karena kertas suara di TPS dari KPUD Mimika tidak sebanding dengan jumlah pemilih.

Menurut Simon, dari jumlah 444 pemilih yang terdaftar, hanya 160 pemilih saja yang bisa menggunakan hak suaranya. “Aneh, pada pemilihan Gubernur lalu, di Pelabuhan Amamapare ada 3 TPS, untuk mengakomodir pemilih dari Pulau Karaka dan karyawan di Cargo Dock, tapi sekarang TPS hanya satu. Katanya jumlah pemilih dalam DPT meningkat, tapi kok TPS berkurang?” ungkap Simon.

Praktek kecurangan lain terlihat saat sejumlah warga yang menggunakan mobil bergerilya melakukan pencoblosan dari satu TPS ke TPS lain. Praktek gerilya ini, sama persis yang dilakukan pada pemilihan Gubernur Papua, Januari lalu.

Namun, kecurangan yang terjadi hampir di semua TPS tak semua dapat berjalan mulus. Seperti yang dialami ketua KPPS TPS 61 Kampung Inauga, terpaksa meringkuk di sel tahanan Polsek Mimika Baru, setelah dilaporkan para saksi mencoblos semua kertas suara.

Lain lagi yang terjadi di TPS 41, Kelurahan Kwamki setelah sejumlah ibu-ibu yang datang ke TPS memaksa meminta masing-masing lima kertas suara mengaku mewakili suami dan kerabat mereka yang sedang berhalangan.

Terkait sejumlah pelanggaran yang terjadi dalam pelaksanaan pemungutan suara Pilkada Mimika yang digelar kemarin, Ketua Panwaslu Mimika, Agustinus Roya mengatakan pihaknya sedang mengumpulkan bukti dan laporan pelanggaran yang terjadi selama tujuh hari kedepan.

“Jika belum cukup, ditambah tujuh hari lagi sesuai Undang-Undang sebelum dilaksanakan Pleno Panwaslu,” jelas Agustinus yang ditemui di Kantor Panwaslu Mimika.

Untuk penggunaan kartu tanda penduduk (KTP) dalam pelaksanaan pemungutan suara,  diperbolehkan sesuai keputusan yang dikeluarkan KPUD Mimika, dengan catatan yang pemilih bersangkutan terdaftar dalam DPT atau sudah berdomisi di daerah tersebut.

Namun Agustinus mengingatkan bahwa ada mekanisme musyawarah di tingkat TPS untuk setiap permasalahan yang terjadi. “Di TPS ada asas musyawarahnya di situ, bagaimana dari saksinya, bagaimana kepolisiannya dari sisi keamanan dan dari pengawasnya. Kalau memang semua disetujui, tidak masalah. Semuanya kan ada kronologinya,” jelas Agustinus.

Diakui Agustinus, sejak Rabu (9/10/2013) malam, Panwaslu Mimika sudah mendapat banyak pengaduan dari warga yang mempertanyakan lokasi TPS dan surat undangan pemilih. “Ada beberapa telepon dan sms yang bisa langsung kita eksekusi di lapangan, tetapi yang paling menonjol adalah keterlambatan logistik, karena sampai tadi pagi, TPS tidak tahu dimana lokasinya. padahal menurut Sekretaris KPUD Mimika anggaran sudah diberikan ke KPPS beberapa hari lalu, namun realita yang terjadi di lapangan logistik surat undangan terlambat, tidak sesuai dengan nama pemilih. Nah itu yang kami catat,” papar Agustinus.

Terkait informasi terkait adanya praktek bagi-bagi uang yang dilakukan oleh salah seorang Kepala Dinas dilingkungan Pemda Mimika, Agustinus mengaku belum mendapat laporan. “Tapi kalau memang ada laporan dan bukti, nanti kami akan panggil. Tidak ada yang mustahil,” tegasnya.

Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Mimika periode 2013-2018 diikuti oleh 332.409 pemilih dengan 11 pasang kandidat calon bupati dan wakil bupati. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com