Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Nunukan, Muhammad Amin mengatakan, banjir Desa Tagul dan Desa Lubakan rata-rata setinggi satu meter lebih.
“Berdasarkan data, lima tahun terakhir banjir bisa tiga kali setiap tahun. Dan banjirnya itu di atas normal, di atas satu meter. Dan itu menggenangi perumahan warga," ujar Muhammad Amin.
Bencana banjir kerap menerjang dua desa itu disebabkan letaknya secara topografi berada di dataran rendah. Rusaknya hutan di hulu sungai yang berada di negara Malaysia disinyalir juga turut menyumbang banjir.
“Secara topografi Desa Lubakan dan Desa Tagul dan empat desa lainnya ini rendah. Dua desa ini juga berada di muara. Sementara hilirnya berada di Malaysia. Jadi biar di hilir tidak hujan, kalau hulu yang di Malaysia hujan, itu berpotensi banjir," jelas Muhammad Amin.
Dengan diusulkan menjadi desa tangguh, masyarakat Desa Tagul dan Lubakan nantinya akan mendapatkan pendidikan cara menghadapi banjir. “Kita akan bekali bagaimana menghadapi banjir. Bagaimana penyelamatan diri. Dan dari segi sarana dan prasarana, ada perbaikan seperti meninggikan rumah warga. Nanti juga aka ada penyediaan perahu untuk warga dua desa ini untuk evakuasi jika banjir sudah parah,“ katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.