Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Air Kemasan Isi Ulang Rawan Jadi Sarang Jentik Nyamuk

Kompas.com - 09/10/2013, 20:55 WIB
Kontributor Singkawang, Yohanes Kurnia Irawan

Penulis


SINGKAWANG, KOMPAS.com
- Tidak selamanya air mineral kemasan itu benar-benar bersih dan higienis. Seorang ibu di Singkawang, Mirna (35), mendapati jentik nyamuk yang masih hidup di dalam galon bersegel yang dibelinya dari sebuah warung. Meski sudah melalui proses penyaringan dengan teknologi canggih, namun tidak menutup kemungkinan bakal bibit nyamuk tersebut ikut masuk ke galon.

Mirna (35) mengaku air galon itu dibeli di sebuah warung tak jauh dari rumahnya di Jalan Hansip, Kelurahan Condong, Kecamatan Singkawang Tengah, Senin (7/10/2013). “Awalnya saya tidak menaruh curiga sama sekali. Namun tiba-tiba saya lihat ada yang bergerak dalam air minum tersebut, setelah saya lihat ternyata ada dua jentik nyamuk yang masih hidup,” jelas Mirna, Selasa (8/10/2013).

Sejak peristiwa itu, lanjut Mirna, dirinya pun sering menceritakan kepada keluarganya agar lebih berhati-hati saat mengonsumsi air galon isi ulang.

Dikonfimasi terpisah, Plt Kepala Dinas Kesehatan Singkawang, Kismed menyatakan, sejauh ini, jentik-jentik nyamuk di galon tidak berbahaya bagi tubuh dikonsumsi. Namun yang dikhawatirkan, kata dia, jika air itu tidak hanya bercampur dengan jentik nyamuk, tetapi juga bakteri lain. Misalnya, bakteri E Coli yang bisa menyebabkan diare atau bakteri dari hepatitis.

“Kalau air tak bersih, terkena kotoran orang yang kena hepatitis, yang mengkonsumsi bisa kena juga,” tukas Kismed.

Warga pun diimbau untuk lebih waspada terhadap air minum kemasan galon ataupun isi ulang lainnya. Periksa dulu kondisi galon tersebut dan sedapat mungkin untuk direbus terlebih dahulu sebelum dikonsumsi.

Lebih jauh Kismed menjelaskan, di Kota Singkawang banyak berdiri depot air isi ulang kemasan. Pihaknya kesulitan untuk melakukan pemantauan terkait kondisi air yang dijual ke masyarakat.

“Kemungkinan besar ini dari depot air isi ulang. Jika itu terjadi dan kita tidak tahu asal usulnya, maka sulit untuk melakukan pembinaan, apalagi depot ini banyak,” kata Kismed.  

Seharusnya, lanjut Kismed, peralatan yang digunakan dalam depot isi ulang ini harus rudin dibersihkan atau diganti. Dia menduga pelaku usaha tidak melakukan hal itu karena memerlukan waktu, tenaga dan biaya yang tidak sedikit.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Pj Gubri Ajak Pemkab Bengkalis Kolaborasi Bangun Jembatan Sungai Pakning-Bengkalis

Regional
Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Diskominfo Kota Tangerang Raih Penghargaan Perangkat Daerah Paling Inovatif se-Provinsi Banten

Regional
Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Fakta dan Kronologi Bentrokan Warga 2 Desa di Lombok Tengah, 1 Orang Tewas

Regional
Komunikasi Politik 'Anti-Mainstream' Komeng yang Uhuyy!

Komunikasi Politik "Anti-Mainstream" Komeng yang Uhuyy!

Regional
Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Membedah Strategi Komunikasi Multimodal ala Komeng

Regional
Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Kisah Ibu dan Bayinya Terjebak Banjir Bandang Berjam-jam di Demak

Regional
Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Warga Kendal Tewas Tertimbun Longsor Saat di Kamar Mandi, Keluarga Sempat Teriaki Korban

Regional
Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Balikpapan Catat 317 Kasus HIV Sepanjang 2023

Regional
Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Kasus Kematian akibat DBD di Balikpapan Turun, Vaksinasi Tembus 60 Persen

Regional
Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Puan: Seperti Bung Karno, PDI-P Selalu Berjuang Sejahterakan Wong Cilik

Regional
Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Setelah 25 Tahun Konflik Maluku

Regional
BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

BMKG: Sumber Gempa Sumedang Belum Teridentifikasi, Warga di Lereng Bukit Diimbau Waspada Longsor

Regional
Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Gempa Sumedang, 53 Rumah Rusak dan 3 Korban Luka Ringan

Regional
Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di 'Night Market Ngarsopuro'

Malam Tahun Baru 2024, Jokowi Jajan Telur Gulung di "Night Market Ngarsopuro"

Regional
Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Sekolah di Malaysia, Pelajar di Perbatasan Indonesia Berangkat Sebelum Matahari Terbit Tiap Hari

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com