Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bermodal Ijazah "Bodong", Penjaja Seks Gaet Dosen Jadi Pacar

Kompas.com - 09/10/2013, 09:20 WIB
Kontributor Samarinda, Yovanda Noni

Penulis

SAMARINDA, KOMPAS.com — Malam semakin larut. Namun, percakapan dengan Ayu, wanita pekerja seks komersial yang "sukses" menaklukkan Kota Samarinda, belum juga berakhir.

Setelah bercerita panjang tentang awal perjalanan hidupnya hingga terjun ke dunia hitam, gadis 24 tahun ini lalu bercerita tentang pandangan orang kepada dirinya.

"Hampir semua orang tidak menyukai saya. Semua bilang saya pelacur sehingga harus dijauhi. Padahal, saya begini karena ada alasannya. Saya butuh kehidupan yang layak. Uang yang banyak untuk menafkahi keluarga saya," kata Ayu dengan nada tinggi.

Ayu, yang asalnya dari sebuah kampung di pedalaman Kalimantan Timur, datang ke Samarinda dengan harapan menjadi kaya. Sebagian mimpinya sudah tercapai. Dengan penghasilannya sekarang, dia bisa melakukan banyak hal, termasuk membiayai kehidupan keluarganya di kampung. 

"Ayah saya petani, sedangkan ibu saya cuma pegawai pengupas bawang di kampung. Adik-adik saya ada lima, kasihan mereka harus hidup dengan kemiskinan. Dari situ, saya semangat pergi ke Samarinda. Saya harus menerima semua pekerjaan walaupun akhirnya saya tahu kalau pekerjaan ini adalah pekerjaan yang diharamkan agama," kata Ayu lirih.

Meski demikian, Ayu terus melakukan pekerjaannya itu. Kalau ditanya orangtua, dia mengaku bekerja di salah satu kafe sebagai kasir. "Saya tidak mau orangtua tau apa yang saya lakukan di sini. Saya harus menjaga hati mereka agar mereka tidak merasa hancur," ujar Ayu lagi.

"Lumayan lo, setiap malam dapat sejuta, tiap bulan dapat gaji lagi dari klub kalau ada job nari. Tapi, enggak bisa beli mobil, soalnya uangnya pasti dikirim ke kampung dan habis untuk berdandan," katanya.

Bicara soal dandan, Ayu memang terlihat sangat mewah. Aroma parfum mahal pun tercium setiap kali dia menggerakkan tubuhnya. "Parfum saya saja harganya jutaan. Kalau tidak punya uang, jangan coba-coba ngubungin saya deh," cetus Ayu yang berkali-kali mengaku sebagai palacur "berkelas".

Selain mempercantik diri dengan perawatan mahal, Ayu terus mengumpulkan rupiah. Seperti yang dia telah ceritakan, dia "berhasil" membeli ijazah SMA "bodong" dan berkuliah di salah satu perguruan tinggi ternama di kota itu.

"Hebat kan saya? Saya adalah pekerja seks kelas atas. Apa yang saya dapat adalah jerih payah. Saya tidak akan mengabaikan semua pendapatan hanya untuk bersenang-senang. Maka, saya harus kuliah dan berpendidikan seperti mereka yang hidupnya di kantoran," ungkap dia.

Dengan status mahasiswanya itu, Ayu bisa "melebarkan sayap" dalam "bisnisnya" itu. Jika dulu dia hanya duduk merayu di kelab malam, kini dia sudah menjadi gadis simpanan.

Tak tanggung-tanggung, salah satu dosennya berhasil dia taklukkan. Setiap akhir pekan, Ayu menemani kekasihnya itu ke luar kota. Bahkan, belakangan, kekasihnya melarang Ayu bekerja di kelab dengan iming-iming uang jajan Rp 3 juta per bulan.

"Dia sih maunya saya cuma di rumah, nunggu dia pulang seperti istrinya. Tapi, saya masih mikir-mikir. Soalnya, saya enggak mau terkurung di rumah tanpa uang jajan harian. Tapi, seandainya dia mau menjadikan saya istri simpanan, mungkin saya akan nurut apa katanya," kata Ayu.

Ayu mengaku memimpikan rumah tangga seperti perempuan-perempuan lain. Dia akan berusaha lulus sarjana dengan cepat dan mencari pekerjaan halal. Dia berharap suatu saat nanti dia akan menemukan lelaki pujaan hati yang siap menerima masa lalunya sebagai pekerja seks komersial.

"One day. Saya akan pergi dari kehidupan ini. Saya akan menjadi istri dari laki-laki yang baik. Saya akan melahirkan anak-anak saya, dan saya akan melihat adik-adik saya menjadi apa yang mereka cita-citakan. Untuk saat ini, tidak apa-apa saya bekerja sebagai PSK demi orangtua dan menyekolahkan adik-adik saya," tutupnya seraya menyeka air mata.

***

Baca juga:  Pelacur "Berkelas", Bikin Ijazah "Bodong" untuk Kuliah

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com