Berdasarkan data Dinas Kesehatan Sigi, pasca-banjir tersebut, banyak warga yang terkena infeksi saluran pernapasan akut (ISPA), maag dan penyakit kulit.
Kepala Dinas Kesehatan Sigi, Sofyan Mailili mengatakan, banyak warga yang terdiri dari anak-anak dan lanjut usia yang menderita gatal-gatal
"Data terakhir yang kami terima, sekitar kurang lebih 30 orang menderita penyakit kulit dan ini paling banyak kasusnya. Kemudian diare dan ini kita waspadai terus-menerus, siapa tahu ini cuma gejala awal. Karena kondisi lingkungan sedang tidak bagus," kata Sofyan, Senin (7/10/2013).
Selain tenaga medis dari Sigi, Sofyan mengatakan, petugas medis dari pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah juga terlibat dalam penanganan kesehatan pasca-banjir bandang Salua. Bahkan sejumlah sukarelawan dari Universitas Tadulako dan Universitas Alkhaeraat juga diterjunkan untuk membantu korban banjir bandang.
Selain itu, pendataan terhadap ibu hamil, ibu menyusui, balita dan usia lanjut, juga dilakukan karena itu perlu penanganan khusus. Termasuk korban banjir yang trauma.
"Ada yang trauma juga. Soalnya saat banjir bandang melanda kawasan tersebut, mereka berada di dalam rumah. Dan jiwanya ketakutan saat peristiwa itu terjadi dan itu perlu konseling khusus," ujar Sofyan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.