Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berharap Hujan, Warga Kenjo Gelar "Sapi-sapian"

Kompas.com - 05/10/2013, 19:53 WIB
Kontributor Banyuwangi, Ira Rachmawati

Penulis


BANYUWANGI, KOMPAS.com - Dua orang mengenakan baju warna warni dengan menggunakan tutup kepala seperti kepala sapi. Bahu mereka dikaitkan dengan bambu membentuk seperti alat bajak di sawah. Di belakangnya rombongan ibu-ibu membawa berbagai macam hasil bumi, petani yang membawa alat persawahan dan berbagai alat musik yang dibunyikan.

Mereka adalah warga Desa Kenjo, Kecamatan Glagah, Kabupaten Banyuwangi, yang menggelar ritual bersih desa sekaligus meminta hujan Sabtu (5/10/2013). Kepala desa Kenjo Ghozali mengatakan kepada Kompas.com, Sabtu (5/10/2013), menjelaskan ritual "sapi-sapian" ini terakhir kali dilakukan tahun 1962.

"Banyak faktor yang membuat kami tidak melakukan ritual ini. Salah satunya adalah peralihan pemerintahan pada masa itu serta perubahan perekonomian. Dan di tahun ini kami kembali lagi menghidupkan tradisi nenek moyang kami. Sekalian meminta hujan, karena sudah berbulan-bulan hujan tidak juga turun," ungkapnya.

Tradisi diawali dengan dengan selamatan tumpeng bersama warga. Menjelang tengah hari arak-arakan berkeliling kampung yang dimulai dari depan kantor Kepala Desa Kenjo. "Sekitar 3 kilometer sapi-sapian ini akan diarak keliling jalan kampung," jelasnya.

Sementara itu Busairi, pimpinan adat Desa Kenjo menjelaskan ritual ini mengingatkan kembali agar petani kembali ke alam. "Seperti menggunakan pupuk alami. Bagaimana menyelesaikan masalah pengairan sawah, dan memilih musim yang tepat mulai tanam hingga panen. Serta bagaimana petani harus bersyukur atas semua berkah yang diberikan oleh Tuhan," jelasnya.

Busairi menceritakan pada jaman dulu masyarakat Kenjo susah menemukan kerbau untuk membajak sawah. Hingga akhirnya Buyut Daeng, nenek moyang masyarakat Kenjo menggunakan sapi untuk membajak sawah serta selalu melakukan bersih desa menjelang bulan Suro.

"Masyarakat Kenjo kembali lagi menghidupkan ritual ini agar anak cucu tidak lupa dengan tradisi nenek moyang termasuk juga meminta kepada Tuhan Yang Maha Esa agar diberikan kesuburan tanah, panen meimpah dan terhindar dari malapetaka pagebluk yang menimpa tanaman maupun masyarakat Kenjo serta agar segera turun hujan," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com