Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

200 Orang Ikuti "24 jam Bersih Sungai Gajah Wong"

Kompas.com - 05/10/2013, 18:08 WIB
Kontributor Yogyakarta, Wijaya Kusuma

Penulis


YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Sebanyak 200 orang dari berbagai organisasi mahasiswa pecinta alam di Daerah Istimewa Yogyakarta serta komunitas pemerhati lingkungan mengikuti aksi "24 jam aksi bersih Sungai Gajah Wong" di Sleman, Sabtu (5/10/2013).

Kegiatan yang diadakan dalam rangka peringatan HUT Mapala Universitas Sanata Dharma (Mapasadha) ini sebagai wujud nyata kepedulian Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) terhadap alam khusunya daerah aliran sungai (DAS).

Wakil Bupati Sleman Yuni Setia Rahayu, mengatakan kondisi sungai di Kabupaten Sleman menurut data dari dinas kesehatan banyak yang tercemar bakteri E-Coli. Selain itu banyak rumah warga yang masih membelakangi sungai.

"Ini yang harus di perbaiki dan diberikan edukasi. Agar masyarakat bisa peduli dan memahami bagaimana mengelola sungai dan menjaga kondisi airnya," kata Yuni dalam sambutannya ketika melepas peserta di panggung terbuka Realino Universitas Sanata Dharma, Sabtu siang.

Yuni menjelaskan, diperlukan juga program edukasi untuk mengubah paradigma masyarakat bahwa sungai bukan tempat sampah. "Memberikan kesadaran itu juga penting. Agar benar-benar masyarakat paham," ucapnya.

Menurut Yuni, sebagian besar banjir yang terjadi Kabupaten Sleman selama ini akibat bantaran sungai tersumbat sampah. Selain itu juga dipengaruhi oleh penyempitan aliran sungai.

Sementara itu koordinator kegiatan "24 Jam bersih Sungai Gajah Wong", Arif Prakoso mengungkapkan perjalanan bersih sungai Gajah Wong akan menempuh jarak 5 km dan melewati tiga desa, yakni Desa Condong Catur, Catur Tunggal dan Sinduharjo.

"Total ada 200 orang yang ikut. Baik dari mapala di DIY dan komunitas pemerhati lingkungan," tandasnya.

Arif memaparkan kegiatan dilangsungkan selama dua hari, Sabtu (5/10/2013) hingga Minggu (6/10/2013). Nantinya juga akan diadakan sarasehan bersama terkait keadaan sungai saat ini.

"Harapnya selain ada bukti nyata bersih sungai, tetapi juga ada pendampingan edukasi. Sehingga dari apa yang didapatkan di sarasehan dapat ditularkan ke masyarakat yang lebih luas lagi," pungkas Arif.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com