Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Letusan Susulan Tangkuban Parahu Masih Mungkin Terjadi

Kompas.com - 05/10/2013, 16:18 WIB
Kontributor Bandung, Putra Prima Perdana

Penulis


BANDUNG, KOMPAS.com
- Pengamat Gunung Api Tangkuban Parahu dari Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Gede Swandika mengatakan, letusan susulan setelah letusan phreatik kecil yang terjadi pada Sabtu (10/5/2013) pukul 06.21 WIB pagi tadi masih mungkin terjadi.

Pasalnya, gempa tremor pascaletusan terus berlangsung hingga saat ini. "Aktivitas tremor berkisar 5 sampai 10 mm masih ada," kata Gede saat ditemui di Pos Pengamatan Gunung Api Tangkuban Parahu, Kabupaten Bandung Barat, Sabtu (5/10/2013).

Sementara itu, selain lubang berdiameter 10 meter, letusan pagi tadi juga menghasilkan endapan abu vulkanik yang cukup tebal di sekitar kawah.

Khawatir terjadi aktivitas vulkanik yang dapat membahayakan manusia, PVMBG merekomendasikan untuk tidak mendekati bibir kawah pusat atau kawah ratu pada radius 1,5 kilometer.

"Untuk saat ini kita bentengi dulu pada radius 1,5 kilometer. Kalau perkembangan menunjukkan hal yang gawat, baru kita rekomendasikan lagi," tuturnya.

Diberitakan sebelumnya, Gunung Tangkuban Parahu yang berlokasi di perbatasan Kabupaten Bandung Barat dan Kabupaten Subang, Jawa Barat, kembali menunjukkan aktivitas vulkanik berupa letusan phreatik pada Sabtu (5/10/2013) pukul 06.21 WIB pagi tadi.

Menurut keterangan dari Kepala Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana (PVMBG) M. Hendrasto, akibat letusan Gunung Tangkuban Perahu tersebut, PVMBG menaikan status Gunung wisata tersebut dari normal (level I) menjadi Waspada (level II).

"Letusan terjadi pukul 06.21 WIB, kita menetapkan status Waspada pada pukul 06.30 WIB," kata Hendrasto, saat ditemui di Kantor PVMBG, Kota Bandung, Sabtu.

Letusan yang terjadi, kata Hendrasto, berupa sebaran abu vulkanik yang menyebar ke udara hingga radius 500 meter ke arah barat kawah pusat atau dikenal dengan kawah ratu. "Letusannya terjadi di Kawah Ratu," tegasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com